MERASAKAN kontraksi jelang persalinan tidak berarti kontraksi tersebut merupakan tanda awal kelahiran bayi Anda. Pasalnya, ada beragam kontraksi yang bisa saja Anda alami. Berikut ulasannya.
Banyak bumil tak tahu menahu soal jenis-jenis kontraksi yang mungkin saja terjadi. Padahal, memiliki informasi seputar kontraksi menjadi bekal bagi bumil agar bisa menandai mana kontraksi yang mengantarkannya pada jalan persalinan atau bukan. Agar tidak tertipu, dr. Priyo Yudhosari, SpOG dari RSIA Tambak Jakarta memaparkannya, seperti dikutip dari Tabloid Mom & Kiddie.
Kontraksi tetania uteri atau takisistol
Tidak ada relaksasi optimal (relaksasi tidak sampai 1 menit, jadi baru ½ menit sudah kontraksi lagi) dimana kontraksi sebenarnya ada tetapi terlalu sering dan timbul lagi sebelum waktunya. Biasanya kontraksi seperti ini terjadi karena ada ari-ari yang terlepas dan menyebabkan kontraksi terus menerus tiada henti. Bisa juga diakibatkan karena pemberian stimulasi yang berlebihan, hal ini justru sangat berbahaya, dapat mengancam ibu dan bayi yang dikandungnya dan tidak dapat mempercepat pembukaan jalan lahir.
Kontraksi incoordinate uterin action
Kontraksi ini merupakan kontraksi yang memiliki kekuatan/intensitas yang baik, relaksasi optimal 2-3 menit tapi tidak ada fundal dominasi (tidak dimulai pada bagian atas rahim) bisa juga diartikan kontraksi yang tidak menyeluruh. Artinya, hanya bagian rahim tertentu saja yang mengalami kontraksi sedangkan bagian rahim lainnya tidak mengalami kontraksi, sehingga persalinan tidak mengalami kemajuan. Hal ini biasanya disebabkan oleh adanya tumor rahim (mioma uteri) atau ketuban pecah dini atau ketuban pecah sebelum waktunya.
Kontraksi pals
Kontraksi palsu atau biasa disebut Braxton-Hicks terjadi saat usia kehamilan berjalan 32-34 minggu. Waktunya tidak bisa ditentukan namun biasanya terjadi setiap 30 menit sekali atau bisa muncul tiba-tiba dengan lama kontraksi atau durasi kontraksi yang tidak teratur.
Bumil mungkin mengalami sensasi ini satu atau dua kali dalam satu jam atau pada masa-masa tertentu dalam sehari. Saat kontraksi akan mengalami seperti kram saat haid. Jika BuMil meletakkan tangan pada perut sewaktu kontraksi berlangsung, maka dapat merasakan betapa kerasnya uterus atau rahim pada saat itu. Bila kontraksi tidak berlanjut atau tidak menjadi lama, kemudian intervalnya tidak memendek dan kekuatannya melemah atau tidak bertambah kuat, maka persalinan tidak akan terjadi dalam waktu dekat.
Tapi, bila kontraksi makin kuat dan interval makin pendek maka bisa menjadi petunjuk bahwa persalinan akan segera berlangsung karena kontraksi tersebut berubah menjadi kontraksi yang sesungguhnya.
Kontraksi Braxton Hicks dianggap sebagai ?kontraksi latihan?, bukan saja bagi uterus atau rahim, tetapi juga bagi buMml agar mulai berlatih menggunakan latihan pernapasan yang diperoleh pada senam hamil ataupun yoga untuk kehamilan. Kadang kontraksi palsu akan datang lebih sering bila, bumil melakukan aktivitas berlebih, baik ringan maupun berat. Kontraksi palsu bisa terjadi karena bumil kelelahan.
Cirinya:
? Biasanya tidak melebihi satu atau dua kali dalam satu jam.
? Biasanya akan menghilang atau berkurang bila bumil melakukan perubahan posisi. Dianjurkan untuk berjalan-jalan bila bumil banyak melakukan aktivitas duduk, demikian juga sebaliknya.
? Waktu timbulnya tidak teratur dan tiba-tiba.
? Durasi kontraksi tidak bertahan lama, biasanya kurang dari satu menit.
? Adakalanya kontraksi palsu akan hilang dengan sendirinya.
Kontraksi sebenarnya
Terjadi menjelang persalinan, yakni saat memasuki kehamilan 36 minggu ke atas, dimana saat bayi atau bagian terbawah bayi mulai turun ke tulang panggul lebih dalam. Akibatnya, timbul desakan di kandung kemih, panggul, vagina dan saraf ? saraf yang ada di sekitar situ. Saat inilah muncul kontraksi sungguhan, dimana BuMil sudah waktunya untuk melahirkan.
Kontraksi yang sebenarnya/efisien ini biasanya berlangsung 3 kali dalam 10 menit (2-3 menit sekali) dengan lamanya tiap kontraksi 40-50 detik. Kontraksi biasanya dimulai dari bagian atas rahim (fundal dominasi) kemudian kontraksi simetris (rata menyeluruh pada semua bagian rahim), dan di antara kontraksi ada waktu relaksasi dimana rahim tidak berkontraksi.
Hal ini disertai pula dengan keluarnya lendir bercampur darah, pecahnya ketuban, serta dorongan ingin mengejan. Kontraksi sebenarnya akan diikuti oleh pembukaan mulut rahim.
Salah satu cara untuk memastikan apakah kontraksi sungguhan atau kontraksi palsu, berendamlah dalam air hangat. Kontraksi sungguhan akan menguat saat bumil berada dalam air hangat. Atau bisa segera melakukan pemeriksaan ke bidan/dokter untuk memastikan apakah kontraksi yang dirasakan saat itu kontraksi sesungguhnya atau bukan. Dokter/bidan akan mengevaluasi kontraksi yang dirasakan ataupun dengan menggunakan alat perekam kontraksi (CTG atau cardiotokografi) dan juga untuk menilai apakah sudah terjadi pembukaan pada jalan lahir, sehingga bisa mengetahui kapan dimulainya suatu proses persalinan. (ind) (tty)
»
0 comments:
Post a Comment