Thursday, June 27, 2013

Dampak Kuret Perlu Anda Tahu

Dampak Kuret Perlu Anda TahuKURET menjadi proses yang harus dijalani ibu hamil ketika mengalami keguguran. Namun demikian, Anda pun mesti tahu dampak apa saja yang perlu diketahui agar kesuburan tetap terjaga.

Selepas kuret, dampak yang dirasakan wanita memang berbeda-beda. Ada yang tidak mengalami hal apa pun, namun ada pula yang haidnya terganggu dan bahkan tak kunjung haid. Dengan kondisi tersebut, langkah apa yang harus dilakukan?

dr. Fredrico Patria, SpOG dari RS. Permata Cibubur mengatakan bahwa pada prinsipnya, setelah tindakan kuret, tubuh akan kembali memroduksi hormon-hormon esterogen dan progesteron normal yang akan menimbulkan haid. Kesuburan pun akan kembali berkisar 2 minggu setelah kuret. Namun, hal ini tidak mutlak terjadi pada setiap wanita, seperti dikutip dari Tabloid Mom & Kiddie.

Perlu diketahui dulu bagaimana siklus haid sebelum kehamilan atau kuret, apakah haidnya teratur atau tidak. Pada beberapa pasien, kadang diperlukan pemberian obat hormon untuk memicu timbulnya menstruasi setelah kuret atau ada pemeriksaan hormon yang perlu dilakukan untuk memastikan kadar hormon pasien tersebut.

Namun, sebelum pemberian obat, perlu dilakukan penilaian yang mendalam mengenai kondisi rahim setelah dikuret, baik melalui alat USG maupun diperiksa hormon-hormon yang berhubungan dengan proses haid.

Efek Samping Kuret

Umumnya, tindakan kuret cukup aman selama dilakukan sesuai dengan indikasi dan prosedur yang seharusnya.

Beberapa efek samping kuret, selain efek samping dari prosedur pembiusan di antaranya adalah perdarahan dan infeksi. Bila gangguan haidnya berlanjut bisa menyebabkan asherman?s syndrome, yakni terbentuknya adhesi intrauterine (perlengketan) yang biasanya terjadi akibat luka yang berkembang setelah operasi rahim. Pasien mengalami pengurangan menstruasi, meningkatnya kejang perut dan rahim, bahkan sampai tidak adanya haid (amenorrhea) dan sering menyebabkan kemandulan (infertilitas). Syndrome ini jarang terjadi. Dalam banyak kasus, hal ini terjadi pada wanita yang menjalani tindakan dilatation and curettage (D&C)

Tanda Rahim Normal

Biasanya berkisar 3-4 minggu setelah kuret, haid akan normal kembali tetapi hal ini juga dipengaruhi oleh bagaimana siklus haid sebelum hamil atau sebelum tindakan kuret. Dan, untuk mengetahui apakah rahim normal atau tidak pasca-kuret, dapat dilihat dari beberapa aspek. Pertama, kembalinya siklus normal haid dan perdarahan yang semakin lama semakin sedikit hingga berhenti total. Kedua, untuk lebih memastikan, tentunya rahim perlu dilihat dengan alat USG oleh dokter kandungan.

Jalani Pemeriksaan

Bila hasil test pack negatif, meski tidak haid selama dua bulan, berarti tidak haid bukan disebabkan oleh kehamilan sehingga perlu diperiksa dan dicari penyebab tidak haid yang lain, gangguan hormon, misalnya.

Kondisi yang Anda alami disebut amenorrhea atau tidak haid setelah tindakan kuret. Untuk mengetahui penyebabnya perlu dilakukan pemeriksaan yang meliputi klinis dan laboratorium.

Pemeriksaan klinis dapat dilakukan oleh dokter kandungan dengan menggunakan alat USG, dimana dapat dinilai bentuk dan ukuran rahim, tebal dari dinding bagian dalam rahim atau yang dikenal dengan endometrium (adakah kelainan organ pada rahim atau indung telur).

Sedangkan untuk pemeriksaan laboratorium dapat diperiksa profil hormon Anda, seperti FSH, esterogen, progesteron, dan prolaktin.

Hindari Stres

Haid yang lancar dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti status gizi dan nutrisi wanita tersebut, kondisi medis atau penyakit yang diderita serta siklus haid sebelum kuret. Agar haid dapat lancar pasca-tindakan kuret, pastikan bahwa kondisi tubuh sehat. Bebaskan pikiran dari hal-hal yang menganggu hingga menyebabkan stres. Selain itu, banyak konsumsi buah dan sayuran sehat serta diet berimbang.
(ind)

»

0 comments:

Post a Comment