GIGITAN nyamuk bisa membuat si kecil merasa tidak nyaman dan terganggu tidurnya, alhasil dia mudah rewel. Selain gatal, kulit menjadi berbekas, sehingga nggak mulus lagi.
Kesal rasanya melihat ada bentol merah di kulitnya! Memang sih, salah satu cara mengusir nyamuk adalah menggunakan obat pembasmi nyamuk yang banyak dijual di pasaran.
Tapi tak semudah itu, Moms! Pasalnya, bayi Anda masih sensitif dengan bahan-bahan kimia, sehingga tidak bisa sembarangan menggunakan obat nyamuk. Dilema bukan? Oleh sebab itu, Moms mesti jeli memilih obat nyamuk yang aman untuk si kecil. Berikut triknya!
Awas Racun!
Menurut ahli Farmakologi dan Therapeutik FKUI, Prof. Dr. Frans D. Suyatna, PhD, SpFK, pada prinsipnya semua obat nyamuk memiliki khasiat sama yaitu untuk membunuh dan mengusir nyamuk. Bedanya cuma dalam kemasan dan konsentrasi bahan aktif atau zat racunnya.
Obat nyamuk berbahaya bagi manusia karena mengandung bahan aktif yang termasuk golongan karbamat yang sifatnya racun. Hampir semua jenis obat nyamuk -elektrik, bakar, oles, cair- mengandung bahan aktif/senyawa kimia berbahaya yaitu dichlorovynil dimethyl phosfat (DDVP), propoxur (karbamat), pyrethroid dan diethyltoluamide (DEET) yang merupakan jenis insektisida pembunuh serangga. Pyrethroid yang digunakan berupa d-allethrin, transflutrin, bioallethrin, pralethrin, d-phenothrin, cyphenothrin, dan esbiothrin.
Efek pyrethroid menurut WHO dapat mengiritasi mata dan kulit sensitif serta mencetuskan penyakit pernapasan seperti asma. Biasanya di dalam kemasannya ada zat tambahan seperti pewarna, pengawet, ataupun pewangi. Campuran bahan tambahan tersebut untuk memberikan wewangian tertentu karena umumnya bahan aktif berbau kurang sedap.
Pusing hingga kanker
Kendati mengeluarkan zat racun yang sama, dosis tiap-tiap obat nyamuk berbeda satu sama lain. Ditilik dari segi konsentrasi atau komposisi, bahan aktif pada obat nyamuk terdiri dari konsentrasi ringan sampai berat, dari yang kurang toksik sampai yang lebih toksik.
Yang jelas, semua itu bergantung dari kadar konsentrasi racun dan jumlah pemakaiannya. Misalnya, kadar konsentrasi bahan aktif obat nyamuk semprot mungkin sedikit, tetapi kalau disemprotkan berulang kali tentu kadarnya akan bertambah banyak. Obat nyamuk yang memiliki kadar demikian mungkin bisa mematikan nyamuk dengan cepat, tetapi membahayakan kesehatan manusia.
Risiko terbesar terdapat pada obat nyamuk yang berbentuk semprotan, aerosol dan bakar, karena secara langsung mengeluarkan uap atau asap yang dapat terhirup. Uap atau asap obat nyamuk yang mengandung insektisida yang terhirup maupun terserap tubuh manusia dapat menimbulkan keracunan dengan gejala; pandangan kabur, keringat berlebihan, diare, penurunan tekanan darah, pusing, sakit kepala dan badan lemah.
Dasar dari gejala keracunan ini adalah karena insektisida menghambat aktivitas enzim kolinesterase yang berperan dalam transmisi saraf. Insektisida diduga dapat menimbulkan kanker laring pada saluran pernapasan dan tenggorokan.
Sementara obat nyamuk semprot berbentuk cair bergantung dari seringnya dan lamanya penyemprotan dilakukan, karena akan menimbulkan peningkatan kadar insektisida dalam udara berbeda. Sementara obat nyamuk elektrik lebih kecil lagi karena bekerja dengan cara mengeluarkan asap, tetapi dengan daya elektrik. Makin kecil dosis bahan zat aktif, makin kecil pula bau yang ditimbulkan. Tapi tetap harus berhati-hati menggunakannya karena obat nyamuk elektrik juga mengandung zat racun yaitu allethrin yang memiliki risiko merusak kesehatan.
Semua cara pemberian obat nyamuk dapat menimbulkan bahaya karena jika terakumulasi dapat membentuk radikal bebas dan merusak organ tubuh lainnya.
(tty)
»
0 comments:
Post a Comment