ANGKA kematian akibat penyakit tidak menular (PTM) di Indonesia semakin meningkat, yaitu dari 49,9 % pada 2001 menjadi 59,5 % pada 2007. Beberapa penyakit tidak menular beserta persentase penyebab kematian, di antaranya hipertensi 31,7 %, penyakit jantung 7,2 %, kanker/tumor 4,3 %, dan diabetes melitus 1,1 %.
Umumnya, penyakit tersebut terkait dengan konsumsi gula, garam, dan lemak berlebih. Melihat kondisi tersebut, Kementerian Kesehatan RI dan Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) bekerja sama dengan Nutrifood mengadakan program edukasi bertajuk "Batasi Konsumsi Gula, Garam, Lemak (GGL) dan Baca Label Kemasan Makanan."
Sementara itu, sebanyak 24,5 % penduduk Indonesia mengonsumsi garam berlebih dan 12,8 % mengonsumsi lemak berlebih. Hal ini tentu saja bisa berisiko terkena penyakit tidak menular.
Keadaan ini diperbesar dengan pola konsumsi masyarakat yang menyukai makan manis, asin dan berlemak, yaitu sekira 23,8 % untuk gula/manis, 5,7 % untuk garam/asin, dan 64,7 % untuk lemak. Oleh karena itu untuk mengurangi peningkatan angka prevalensi penyakit tidak menular, edukasi mengenai diet dan gizi seimbang penting dilakukan.
"Penyakit tidak menular biasanya lebih bisa terjadi karena faktor gaya hidup dari seseorang yang tidak sehat, sementara faktor keturunan lebih kecil," jelas Dr. Ekowati Rahajeng, SKM, M.Kes di Restoran Kembang Goela, Plaza Sentral Sudirman, Jakarta, Rabu (19/6/2013).
Oleh karena itu, Dr. Ekowati berangapan bahwa dalam mengatasi persoalan penyakit tidak menular ini sebaiknya lebih kepada upaya pencegahan sebelum mengobati setelah terjadi.
"Dalam hal ini, mencegah lebih baik daripada sudah terjadi. Penyakit tidak menular tersebut seharusnya bisa tidak terjadi kalau kita bisa mencegahnya," tutupnya.
(tty)
»
0 comments:
Post a Comment