ANDA suka merokok? Berhentilah mulai sekarang. Pasalnya, kebiasaan ini menjadi pemicu Anda bisa mencicipi narkoba.
Hal ini berdasarkan pernyataan Dr. Zaenal Abidin MH, Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI). Dia menjelaskan, merokok memiliki efek buruk yang sangat banyak, di mana salah satunya ingin mencoba zat adiktif yang lain dan perlahan menjadi pecandu narkoba. Kondisi inilah akhirnya yang membuat IDI memiliki perhatian ekstra kepada tembakau, kendati selalu muncul pro dan kontra.
"Kondisi perokok di Indonesia sendiri sudah parah. Anda bisa melihat bagaimana gerakan paru-paru seorang pecandu rokok sedang terengah-engah dan sesak, hal itu sangat mengerikan. Para peneliti juga sudah menjelaskan bahwa merokok banyak mengundang penyakit berdatangan. Mungkin bagi perokok dan produsen bisa bilang rokok bukanlah penyebab utama seorang terkena sakit. Tapi, saya berbicara seperti ini bukan mau membenturkan ya, tapi memang IDI komit kalau merokok itu memang berbahaya," katanya saat ditemui secara eksklusif oleh Okezone di Kantor Pusat Ikatan Dokter Indonesia (IDI), Menteng, Jakarta, Pusat, belum lama ini.
Ditambahkannya, hal ini karena penelitian ekonomi menyatakan biaya pengobatan merokok melebihi dari pendapatan yang didapatkan negara dari rokok. Jadi tentang kesehatan, buat IDI tidak bisa tawar-menawar lagi.
"IDI sendiri memang sudah jauh-jauh hari mempelopori bahaya dari merokok, di mana IDI memiliki unit komnas penanggulang tembakau. Sebab bagi IDI, sekaya apa pun Anda namun tak sehat, hal itu akan percuma. Lebih jauh dari itu, penelitian juga telah menunjukkan bahwa hampir semua pengguna narkoba memulai karier dari perokok. Selain itu juga akhirnya akan mengonsumsi alkohol," imbuhnya.
Sementara itu, kondisi ini bisa terjadi, Dr. Zaenal berpandangan karena pemerintah belum memiliki undang-undang untuk mengontrol perokok. Sehingga efek buruknya menyebar jauh ke banyak kalangan dari dewasa, tua, sampai remaja dan semua tanpa terkontrol.
"Kalau Anda mengikuti diskusi dengan penggiat rokok, di negara ini kita belum ada pengaturan meratifikasi rokok. Sedangkan negara yang belum meratifikasi rokok antar lain Somalia dan Zimbabwe. Coba Anda bayangkan, di negara yang beradab ini, kita setara dengan Somalia dan Zimbabwe. Inilah akhirnya IDI terus mendorong untuk menyadarkan bahwa rokok itu berbahaya," tutupnya.
(tty)
»
0 comments:
Post a Comment