BANYAK hal yang menyebabkan malpraktek bisa terjadi. Salah satu penyebab terbesarnya ialah kesalahpahaman informasi yang diterima pasien.
Hal tersebut diungkapkan Dr. Zaenal Abidin M.H, ketua Ikatan Dokter Indonesia. Dia menjelaskan banyak hal yang akhirnya menyebabkan malpraktek terjadi, salah satunya ialah penyampaian anjuran atau resep yang tak sama dengan pasien yang menerima. Menurutnya, hal ini akhirnya jadi faktor terbesar pasien mengalami malpraktek.
"Malpraktek sendiri --atau 'kejadian yang tak diinginkan' para dokter biasa menyebutnya- cenderung terjadi hanya karena misscommuncation saja. Di mana kepatuhan pasien terhadap anjuran dokter tidak terjadi, seharusnya kan informasinya ketemu atau saling ngerti, yakni apa yang disampaikan dokter sama yang diterima pasien. Intinya saya pikir ini hanya persoalan komunikasi, sebab seperti yang diketahui tingkat pendidikan masyarakat kita berbeda-beda. Terlebih lagi banyak bahasa medis yang dokter katakan saat konsultasi tidak semua bisa dipahami semua pasien," katanya saat ditemui secara eksklusif oleh Okezone di Kantor Pusat Ikatan Dokter Indonesia (IDI), Menteng, Jakarta, Pusat, belum lama ini.
Dia menambahkan, di semua negara lain juga terjadi kesalahpahaman informasi ini. Namun, sambung Dr.Zaenal karena pasien di Indonesia punya hak untuk menuntut dan dokter tidak, inilah yang akhirnya muncul fenomena malpraktek. Dokter sendiri hanya bisa menerima, karena mereka hanya bisa mengerjakan sesuai standar kerja, bukan pada hasil.
"Apa yang dilakukan dokter selama ini hanya berdasarkan standar, yakni standar kompetensi, standar pelayanan, standar operasional prosedur. Kita semua berpatok pada itu, tapi balik lagi, pasien bisa menuntut haknya kalau hak yang diinginkan berbeda pada kenyataannya. Saya sendiri kalau mengobati pasien, saya tidak bisa menjanjikan dan memastikan sembuh. Hal ini karena saya dan dokter hanya berpegang standar, bukan hasil. Bahwa nantinya pasien sembuh, ya kita syukuri sama-sama tetapi kalau meninggal ataupun ada kejadian yang tak diinginkan, ya mau gimana lagi, kami (paradokter) hanya bisa mengerahkan upaya yang semaksimal kami," imbuhnya.
Sementara itu, risiko penyakit lain yang diidap pasien juga memperparah pasien yang sering jadi pemicu hasil pengobataan tak sesuai dengan harapan.
(uky)
»
0 comments:
Post a Comment