POLEMIK Kartu Jakarta Sehat( KJS) masih hangat di ingatan dimana 16 rumah sakit di Jakarta angkat tangan untuk menerima pasien KJS. Tapi, kemudian persoalan tersebut perlahan mulai mencair karena rumah sakit tersebut mau menerima pasien KJS lagi meski dua rumah sakit memutuskan untuk mundur.
Meski hal tersebut sudah teratasi, namun tantangan bagi program KJS tidak selesai di sana. Meningkatnya harga Bahan Bakar Minyak (BBM) jadi tantangan tersendiri bagi KJS dimana bila inflasi meningkat maka harga klaim asuransi pasti ingin ada kenaikan. Inilah bentur persoalan yang bila dibiarkan mungkin akan memanjang. Lantas bagaimana solusinya?
"Sebaiknya rumah sakit ingin protes nantinya koordinasi dengan PEMDA dan Dinas Kesehatan setempat. Kalau polemik dengan gubernur tidak jadi soal, tapi kalau rumah sakit sudah berbenturan dengan kepentingan masyarakat itu problem serius. Pasalnya kalau rakyat sudah tidak percaya rumah sakit, inilah yang bahaya," kata Dr. Zaenal Abidin MH.Kes, Ketua Umum Ikatan Dokter Indonesia saat ditemui secara eksklusif oleh Okezone di Kantor Pusat Ikatan Dokter Indonesia (IDI), Menteng, Jakarta, Pusat, belum lama ini.
Ditambahkanya, IDI sendiri mengerti kondisi itu karena diajak berdialog dengan gubernur untuk memberikan masukan. Dalam hal ini, poros dari masukan yang diberikan IDI ialah perbaikan sistem primer, perbaiki layanan kesehatan agar tak hanya rumah sakit fokus jadi rujukan. Sebab bila pelayanan primer seperti puskesmas, klinik dan praktek dokter lebih difungsikan, pasien di rumah sakit tak akan membludak. Jadi fenomena membludak belum tentu ada lagi.
"Tim kami (IDI) dan Prof. Moeloek sudah bertemu dengan gubernur Jokowi. Kami sampaikan bahwa satu-satunya jalan untuk KJS bisa terus jalan ialah memperkuat layanan primer, dan sudah mulai jalan juga kan. Sehingga bila masukan itu langsung dikerjakan, sekira 20-30 persen orang yang akan nantinya datang ke rumah sakit. Hal ini karena kita sudah tangani di layanan primer, semua pelayanan kesehatan jauh lebih efisien. Jadi yang merujuk ke rumah sakit hanya penyakit besar-besar atau kronis saja," imbuhnya
Berbeda bila pangkal masalahnya ialah harga klaim asuransi yang tak sebanding dengan pengeluaran rumah sakit. Dr. Zaenal menganjurkan untuk berdialog semua rumah sakit di Jakarta, PEMDA dan Kementerian Kesehatan. Hal ini juga terkait fenomena dari 16 rumah sakit yang awalnya menggugat namun bergabung lagi dan menyusut tinggal dua yang akhirnya mengundurkan diri. Baginya, dua rumah sakit itu tinggal menunggu waktu, dan pasti ikut gabung lagi.
"Untuk pokok masalah klaim pembayaran asuransi tidak ada cara lain, sekarang atau nanti, itu tetap harus berdialog dulu. Datangkan perwakilan-perwakilannya, biar pahit-pahitnya kelihatan. Kok rumah sakit ini bisa, rumah sakit Anda tak bisa. Dan saya yakin pada akhirnya dua rumah sakit sisa yang mengundurkan diri dari KJS mau gabung lagi," tutupnya. (ind) (tty)
»
0 comments:
Post a Comment