Tuesday, April 1, 2014

Menkes Prihatin Banyak Makanan yang Terpapar Zat Kimia

Menkes Prihatin Banyak Makanan yang Terpapar Zat KimiaDALAM Rakerkesnas 2014 Menteri Kesehatan dr. Nafsiah Mboi, Sp.A, MPH mencanangkan kembali "Studi Diet Total 2014" dan {E-Watch} Alat Kesehatan. Hal itu kembali digaungkan setelah sebelumnya sudah dicanangkan pertama kali secara resmi pada Rakerkesnas regional Tengah tahun 2014 di Denpasar.
 
Untuk studi diet, dr. Nafsiah Mboi, Sp.A, MPH menjelaskan tujuan dilakukan studi diet di Kota Yogyakarta ini ialah menentukan tingkat keterpaparan zat kimia berbahaya dalam makanan penduduk, dengan cara menganalisa makanan melalui analisis cemaran kimia makanan (ACKM) yang merupakan representatif diet masyarakat Indonesia. Menurut Menkes, studi diet ini sangat penting karena di Indonesia masih berusaha menekan kekurangan gizi atau gizi buruk, dan bahkan meningkatnya gizi lebih (obesitas).
 
"Masih bergelutnya kita dengan gizi kurang atau buruk dan meningkatnya  gizi berlebih saat ini. Gizi berlebih ini lebih berbahaya, itu  karena kondisi itu bisa menyebabkan PTM (Penyakit Tidak Menular) seperti jantung dan stroke," katanya  dalam acara yang bertema Konferensi Pers Rakerkesnasi 2014: Pemantapan Pembangunan Kesehatan Menuju Masyarakat Sehat, Mandiri, dan Berkeadilan, di Hotel Bidakara, R. Birawa Lt.1,Jakarta Selatan, Selasa, (1/4/2014)
 
Menkes juga mengaku masih prihatin karena masih banyak masyarakat yang makan dengan makanan yang tercemar seperti formalin tahu, ikan dan lain-lain, yang bisa mengakibatkan penderita gagal ginjal.
 
?Jadi mereka (pedagang) untung, tapi rakyat menderita gagal ginjal yang biayanya mahal. Dan kapan hasil studi selesai, insya Allah akhir tahun ini ada hasilnya," urainya.
 
Dalam Rakerkesnas 2014, lanjuti dia, Kemenkes mencanangkan sistem e-watch alkes. Hal ini bertujuan untuk mempersingkat pengadaan barang dan kian membuat pelayanan kesehatan di masyarakat kian maksimal.
 
"Pengawasan e-watch ini sudah standar sama dengan ekonomi Asian, Asia post Market. Jadi Kawasan standar di Asia, kita sudah pake. Fungsinya sendiri kalau ada masalah bisa segera ditangani. Untuk diketahui, pengawasan dengan elektronik, guna mempersingkat pengadaan barang. Dimana sebelumnya sudah ada e-catalog, katalog via elektrok yang disana ada harga obat dan panduan untuk membeli obat. Dua inilah yang dicanangkan selama Rakerkesnas ini," tandasnya.
 
(ren)

»

0 comments:

Post a Comment