MENGHINDARI gigitan nyamuk malaria dapat dilakukan dengan tidur dalam kelambu. Tetapi, apakah penggunaan kelambu merupakan satu-satunya cara mencegah gigitan nyamuk malaria?
Direktur Pengendalian Penyakit Bersumber Binatang Kementerian Kesehatan, Dr. Andi Muhadir, MPH mengatakan bahwa mencegah penyakit malaria tidak hanya dengan menggunakan kelambu. Tetapi, penggunaan kelambu menurut Dr. Andi Muhadir dianggap paling efektif saat ini untuk mencegah malaria.
"Pencegahan malaria memang bukan dengan kelambu, tetapi itu salah satu intervensi yang kita lakukan dan dianggap paling efektif pada saat ini," ucap Dr. Andi Muhadir pada konferensi pers di Gedung Kementerian Kesehatan, Kuningan, Jakarta Selatan, Selasa 22 April 2014.
Lebih lanjut, Dr. Andi Muhadir menjelaskan bahwa biasanya nyamuk malaria menggigit pada malam hari. Oleh karena itu, bila sedang berada pada wilayah endemis malaria, Dr. Andi Muhadir menghimbau untuk tidak sering keluar rumah di malam hari.
"Misalnya di Papua itu API (Annual Parasite Incidence) atau Angka Kesakitan Malaria per tahun 40/1.000 penduduk, artinya tergolong cukup tinggi. Seyogyanya tidak terlalu banyak keluar malam dan kalau di rumah mau tidur memakai kelambu, itu akan lebih efektif," imbuh Dr. Andi Muhadir.
Selanjutnya, Dr. Andi Muhadir mengatakan, bila pada API lebih dari 40/1.000 penduduk, biasanya juga dilakukan penyemprotan ke dinding-dinding rumah dengan insektisida. Sehingga bila nyamuk hinggap di dinding-dinding tersebut akan segera mati.
Selain melakukan kedua hal tersebut, Dr. Andi Muhadir juga menganjurkan untuk menggunakan repellent atau obat anti gigitan nyamuk yang diolesi di tubuh. Ketiga hal tersebut menurut Dr. Andi Muhadir merupakan cara-cara pencegahan yang dapat dilakukan.
"Karena intervensi pada nyamuknya agak sulit, terlebih di daerah Papua yang banyak hutan dan danau. Jadi di samping melakukan intervensi lingkungan, kita juga lakukan intervensi pencegahan dari gigitan nyamuk," tandas Andi Muhadir.
(tty)
»
0 comments:
Post a Comment