BADAN Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) menyampaikan jika alat kontrasepsi implan satu batang lebih disukai para akseptor dan bidan. Pasalnya, pemasangan alat tersebut dinilai lebih mudah dan efektif mencegah kehamilan.
"Dibanding alat kontrasepsi lain yang memiliki metodologi jangka panjang seperti IUD atau spiral, proses pemasangan implan satu batang lebih mudah dan efektif. Metode ini juga efektif mencegah kehamilan selama kurang lebih 3 sampai dengan 5 tahun," ujar Julianto Witjaksono, Deputi Bidang Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi BKKBN, di Jakarta, 1 Juli 2014. (Baca: Anak Tumbuh Tinggi, Penuhi Gizi di Dua Tahun Pertama)
BKKBN menilai, alat KB berupa pil dan suntik sifatnya jangka pendek dan sering gagal. Alhasil program KB pun tidak bisa optimal. Pemerintah sendiri saat ini menjalankan program implan satu batang di 10 daerah percontohan, yakni Jawa Timur, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, NTT, Lampung, Sulawesi Utara, DKI Jakarta, Sumatera Utara, dan Sumatera Selatan. (Baca: Usia Menikah Berpengaruh pada Kualitas Keluarga)
Sementara itu, menurut anggota Dewan Kontrasepsi Asia Pasifik (Asia Pacific Council on Contraception) Prof. Biran Affandi, Sp.OG, penggunaan kontrasepsi jangka panjang seperti IUD, implan, vasektomi dan tubektomi harus lebih banyak digalakkan. Kontrasepsi yang bersifat jangka panjang ini adalah kebutuhan utama untuk menekan laju pertambahan penduduk dan juga TFR atau angka kematian ibu.
"Jika diimplankan secara benar, metode kontrasepsi implan ini memiliki efektivitas sampai 99 persen dengan tingkat kegagalan hanya satu dari 100 wanita yang menggunakannya," terang Prof. Biran.
(fik)
»
0 comments:
Post a Comment