PUASA juga bermanfaat untuk mengurangi lemak tubuh. Hal ini diungkapkan Dr Ari Fahrial Syam pada sebuah penelitian bertajuk?The Ramadan fasting decreased body fat but not protein mass in healthy individuals? dari FKUI/RSCM.
Penelitian tersebut menunjukkan bahwa selama Ramadan akan terjadi penurunan berat badan, kadar gula darah menjadi terkontrol, kolesterol total akan menurun begitu pula dengan kolesterol jahat (LDL). Tidak banyak penelitian yang melihat secara lengkap perubahan komposisi tubuh, asupan makan dan dampak setelah Ramadhn seperti penelitian yang dilakukan sebelumnya.
Pada penelitian tersebut, sebanyak 43 orang sehat (staf medis) yang melakukan ibadah puasa Ramadan pada 2013 dilibatkan. Pemeriksaan yang dilakukan meliputi komposisi tubuh secara lengkap dengan menggunakan alat khusus, yaitu GAIA 359 PLUS (Jawon Medical, South Korea), antropometri, dan analisa asupan makan harian.
?Sementara, untuk waktunya yakni hari pertama Ramadan, hari ke-28 dan 4-5 pekan setelah puasa. Subjek penelitian diberi kebebasan untuk mengkonsumsi makanan seperti biasa saat mereka puasa. Sedangkan untuk aktifitasnya tidak ada pembatasan atau tetap bekerja seperti biasa sesuai profesi masing-masing dokter, perawat dan ahli gizi,? katanya, dalam rilisnya, Selasa (1/7/2014).
Pengukuran berat badan, tinggi badan, dan komposisi tubuh dengan menggunakan alat untuk mengukur komposisi tubuh dengan sistim pengukuran BIA (Bio Impedance Analysis). Melalui alat ini dapat diukur massa protein, mineral, air, lemak tubuh dan ratio pinggang dan panggul. Subjek penelitian ini terdiri dari perempuan sebanyak 86 % dan 44 % subjek penelitian memiliki berat badan lebih atau kegemukan (IMT > 23 kg/M2). Rata-rata umur subjek penelitian 34 tahun dengan rentang +/- 11 tahun. Indeks Massa Tubuh (IMT) subjek penelitian 23,7 kg/M2dengan rentang +/- 4 kg/M2.
Selama Ramadan ternyata terjadi penurunan berat badan dan perubahan komposisi tubuh kecuali massa protein tubuh. Begitu pula pada rasio pinggang dan pinggul terjadi penurunan. Menariknya, asupan kalori ternyata tidak berubah pada hari pertama dan hari terakhir puasa. Tetapi aktifitas yang berhubungan dengan ibadah menjadi meningkat misal peningkatan jumlah salat sunat dan salat Taraweh. Artinya pengeluaran energi akan meningkat selama Ramadan. Hal ini yang menyebabkan terjadi penurunan lemak tubuh walaupun asupan makan tetap sama. Asupan makan sebenarnya bisa kita kurangi selama puasa dan tentu hal ini akan membawa dampak yang lebih baik untuk kesehatan.
Penurunan berat badan terjadi lebih besar pada laki-laki dari pada wanita. Rata-rata penurunan berat badan pada laki-laki mencapai 1,4 kg dengan rentang +/- 1 kg, sedang penurunan pada wanita hanya 0,8 kg dengan rentang +/- 0,8 kg. Pengurangan lemak tubuh mencapai 0,5 kg dengan rentang +/- 0,6 kg. Puasa sendiri ternyata tidak menyebabkan penurunan protein tubuh. Hal ini merupakan hal yang baik bahwa walau terjadi penurunan berat badan dan penurunan kadar lemak tubuh tetapi ternyata tidak menyebabkan penurunan protein. Protein sendiri memang dibutuhkan untuk kekuatan otot baik otot anggota gerak, maupun otot untuk pernafasan dan otot jantung. Puasa yang berlangsung 14 jam tidak akan menyebabkan gangguan kesehatan tubuh bahkan sebaliknya justru akan memperbaiki tubuh karena yang dibakar hanya lemak tubuh dan tidak membakar protein.
Sayangnya, lanjutan pemeriksaan pada subjek penelitian setelah 4-5 pekan paska puasa Ramadan menunjukkan bahwa berbagai paramater komposisi tubuh dan berat badan kembali seperti saat pertama kali puasa. ?Naiknya kembali berat badan setelah Ramadan ini konsisten dengan penelitian di luar negeri, bahkan beberapa penelitian lain mendapatkan bahwa kenaikan berat badan kembali setelah beberapa hari setelah Ramadan. Hal ini menunjukkan bahwa komitmen untuk tetap memertahankan berat badan selama Ramadan tidak konsisten dan tidak berlangsung lama,? tutupnya.
(fik)
»
0 comments:
Post a Comment