Wednesday, July 9, 2014

Obesitas Pangkas Umur Lebih Banyak ketimbang Merokok

Obesitas Pangkas Umur Lebih Banyak ketimbang MerokokOBESITAS memotong umur seseorang, dengan dampak stroke mengintai, bukanlah hal baru. Pada kasus yang lebih ekstrem, obesitas bisa memotong umur lebih banyak ketimbang merokok.

Terdapat sebuah hasil analisa yang diungkap dalam jurnal PLoS Medicine mengenai pengaruh obesitas ekstrem pada kematian. Ditemukan bahwa orang-orang yang sangat gemuk meninggal 6,5 sampai 13,7 tahun lebih awal ketimbang temannya yang memiliki berat badan sehat.

Untuk mendapat kesimpulan tersebut, peneliti menganalisa data 20 studi besar mengenai topik obesitas di Amerika Serikat, Swedia, dan Australia yang tingkat obesitasnya sangat tinggi. Para peneliti kemudian mendata 9.563 orang dewasa dengan obesitas ekstrem dan 304.011 orang dewasa dengan berat badan normal.

Kegemukan sendiri didefinisikan sebagai orang dengan indeks massa tubuh (IMT) ukuran 25 sampai 29,9. Obesitas ialah orang dengan IMT 30 hingga 40. Sementara, obesitas ekstrem ialah orang yang memiliki IMT sebesar 40 atau lebih.

Dalam kesimpulan penelitiannya, keseluruhan risiko kematian pada suatu waktu akan naik seiring dengan IMT yang meningkat pada orang obesitas ekstrem. Risiko kematian sebagian besar disebabkan penyakit jantung, kanker, dan diabetes. (Baca: Lakukan Ini, Dijamin Payudara Kembali Kencang & Sehat (1) )

Lebih dalam, orang yang IMT 40 sampai 44,9 kehilangan rata-rata 6,5 tahun umur mereka. Kemudian, mereka yang memiliki IMT 45 sampai 49,9 akan terpotong umurnya 8,9 tahun sedangkan IMT 50 sampai 54,9 memotong 9,8 tahun umur seseorang. Dan, IMT 55 sampai 59,9 memotong 13,7 tahun umur. Jika dibandingkan dengan orang yang memiliki berat badan sehat tapi merokok, mereka ?hanya? kehilangan sekira 8,9 tahun umurnya. (Baca: Lakukan Ini, Dijamin Payudara Kembali Kencang & Sehat (2-Habis)

Adapun penelitian dilakukan para ilmuwan di National Cancer Institute. Namun, mereka tidak menghitung apakah obesitas yang tidak ekstrem juga memerpendek usia seseorang. Selain itu, para peneliti tidak bisa mengatakan apakah hasilnya akan berlaku untuk orang miskin atau penduduk di negara-negara berkembang, seperti dilansir Foxnews, Kamis (10/7/2014).

Terkait hasil penelitian ini, Dr Lee Kaplan, Direktur Weight Center di Massachusetts General Hospital-Boston, mengatakan bahwa risiko kematian bukan berarti tidak bisa diminimalisir. Asalkan, seseorang mau mengubah gaya hidup dan menurunkan berat badannya, risiko kematian pun menurun. (Baca: Cedera Tulang Belakang Neymar Bisa Kambuh, Asalkan...)
(ftr)

»

0 comments:

Post a Comment