PUASA di bulan Ramadan memberikan banyak manfaat kesehatan, salah satunya membantu pasien diabetes mengatur kadar gula darah. Tetapi, ada hal yang membuat pasien diabetes harus membatalkan puasanya.
Seorang endokrinologi, Dr. Eman Shasha mengatakan bahwa pasien diabetes atau diabetesi harus mengikuti saran medis ketika berpuasa di bulan Ramadan. Misalnya, diabetesi harus mengonsumsi insulin yang telah diresepkan saat periode berbuka puasa atau sebelum sahur.
Selain itu, Dr. Shasha menambahkan bahwa diabetesi bisa mengalami kondisi gula darah mereka menurun atau hipoglikemia selama berpuasa. Gejala-gejala diabetesi mengalami hipoglikemia, misalnya menggigil, keringat berlebihan, pusing, dan kadar gula darah turun menjadi 60 atau 70 mg di pagi hari.
?Dalam kondisi tersebut, diabetesi harus segera berbuka puasa. Pasien diabetes harus mengonsumsi makanan dalam porsi kecil tetap sering setelah berbuka puasa dan sahur,? katanya, seperti dikutip Arabnews, Sabtu (12/7/2014).
Sementara, meskipun puasa bisa bermanfaat bagi pasien diabetes tipe 2, tetapi ini tidak dianjurkan bagi pasien yang tergantung dengan insulin. Hal ini karena pasien diabetes tipe 2 yang tergantung pada insulin cenderung menderita penyakit kronis lainnya terkait dengan diabetes.
Sementara itu, seorang pengusaha asal Riyadh, Akhtar Ul-Islam Nadwi yang memiliki penyakit diabetes mengatakan bahwa memang salah satu penyakit kronis ini sering menimbulkan kekhawatiran saat masuk bulan Ramadan. Tetapi menurutnya, sebagian besar orang dengan diabetes di bulan Ramadan menyadari risiko kesehatan dan tindakan pencegahannya.
Oleh karena itu, Nadwi mengutarakan bila puasa benar-benar dapat menyehatkannya yang memiliki penyakit diabetes. ?Dengan pengalaman, saya dapat mengatakan bahwa puasa benar-benar mengontrol diabetes selama Ramadan,? tutupnya.
(tty)
»
0 comments:
Post a Comment