SETIAP tahun, biaya pengobatan kanker semakin tinggi. Harapan muncul setelah ada program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) dari pemerintah yang dimulai sejak 2014.
Adakah perbedaan bantuan pengobatan kanker dari Yayasan Kanker Indonesia (YKI) setelah dan sebelum ada JKN? Ketua Yayasan Kanker Indonesia, Prof Dr dr Nila Moeloek, SpM (K) mengatakan, kehadiran JKN sangat membantu. Dengan adanya JKN, pasien-pasien kanker yang datang ke YKI menjadi berkurang. (Baca: YKI Bantu Pengobatan Kanker Stadium Lanjut)
"Kami bersyukur pasien-pasien kanker yang datang ke YKI setelah ada BPJS menjadi menurun," katanya pada diskusi media bertema "Bersama Kita Tingkatkan Kualitas Hidup Pasien Kanker" di Kantor Yayasan Kanker Indonesia, Menteng, Jakarta Pusat, Kamis (17/7/2014).
Prof Nila menjelaskan bahwa penurunan pasien kanker yang datang ke YKI memang terjadi akibat biaya pengobatan yang bisa ditanggung. Meski begitu, pengobatan yang ditanggung hanyalah kanker stadium awal. Sementara, pasien yang sudah pada tahap meningkatkan kualitas hidup tidak bisa ditangani oleh JKN sehingga mereka masih datang ke YKI.
"Jadi, memang yang belum ter-cover JKN adalah pasien-pasien kanker yang sudah dalam kategori meningkatkan kualitas hidup atau stadium lanjut, ehingga mereka datang ke YKI," tuturnya.
Sementara, Wakil Sekretaris YKI Dr Ulfana Said Umar mengatakan bahwa perbedaan setelah dan sebelum ada JKN juga terlihat dari dana santunan yang diberikan. Menurutnya, dana santunan yang dikeluarkan YKI setelah ada JKN menjadi lebih kecil dibanding sebelumnya.
"Dulu, sebelum ada JKN, YKI bisa memberikan santunan sebesar Rp100 juta sebulan, tetapi setelah ada JKN hanya sekira Rp40-50 juta," tutupnya.
(fik)
»
0 comments:
Post a Comment