Monday, May 19, 2014

Tak Perlu Takut Melahirkan Lagi

Tak Perlu Takut Melahirkan LagiAGAR terhindar dari kecemasan yang berlebih atau yang dapat menimbulkan traumatik, sebaiknya Moms perhatikan beberapa hal. Dengan ini, Anda tidak perlu takut untuk hamil juga melahirkan lagi.

Merry Yunaety, Pegawai Swasta asal Bekasi, menceritakan pengalaman persalinanannya secara sesar. Dari awal sebelum melahirkan, dia sudah memutuskan untuk memilih sesar. Dia melakukannya sebagai antisipasi agar tidak terjadi trauma saat melahirkan. Apalagi, ibu dari Amira Raniah Qanita (3 bulan) ini merupakan tipe orang yang panikan dan tidak tahan sakit.

Mungkin banyak orang yang bingung dengan pilihannya. Belum pernah punya pengalaman melahirkan, kok sudah takut duluan. Tapi ya itu, Merry benar-benar takut membayangkan sakitnya melahirkan secara normal. Belum lagi cerita-cerita dari orang tentang sakitnya melahirkan normal.

"Jujur, sebelum operasi saya deg-degan juga sih he..he.. Tapi, doa dan dukungan dari keluarga, membuat semuanya menjadi mudah. Dan, yang pasti saya tidak kapok melahirkan lagi," tuturnya.

Seperti Merry, Anda tidak perlu takut untuk melahirkan lagi. Hal pertama yang harus diperhatikan, Anda dan pasangan membuat perencanaan mengenai waktu yang tepat untuk hamil, tempat melahirkan (RS pilihan), tenaga medis yang akan membantu, bagaimana proses kelahiran yang ingin dilakukan, termasuk mendiskusikan kemungkinan-kemungkinan yang terburuk yang bisa saja terjadi. Dengan memersiapkan diri mengikuti kelas-kelas pranatal, membaca buku dan artikel mengenai kehamilan, proses melahirkan, perkembangan anak, diharapkan orangtua lebih siap meghadapi perubahan di dalam keluarganya.

Jika Moms berencana memiliki anak kembali, sebaiknya lakukan beberapa hal, seperti dipaparkan Fifi Febriani, M.Psi. dari Rumah Sahabat Kids & Family Consultant Jakarta:

- Pastikan Moms sudah mendapatkan perawatan atau professional support untuk kondisi sebelumnya.

- Pastikan Moms and Dads sudah siap untuk anak yang berikutnya, walaupun itu membutuhkan waktu yang lama.

- Jujur dengan tenaga kesehatan, dokter, bidan mengenai kondisi trauma yang Anda alami sebelumnya.

- Ikuti kelas pranatal. Dengan demikian Anda dan pasangan bisa saling bertukar pikiran dan pengalaman dengan pasangan lain.

- Tetap beraktivitas yang positif dan menyenangkan.

- Saling memberi dukungan antar anggota keluarga.

- Buat perencanaan terhadap kelahiran tersebut dan diskusikan dengan pasangan. (ftr)

»

0 comments:

Post a Comment