OBAT yang biasa digunakan pasien depresi ternyata dapat bermanfaat bagi penderita penyakit jantung yang disebabkan oleh stres. Hal ini telah diungkap dalam sebuah penelitian yang dilakukan para peneliti di Duke Medicine.
Para peneliti di Duke Medicine telah mengungkapkan bahwa escitalopram, yaitu obat yang biasa diresepkan untuk antidepresi dapat digunakan untuk mengobati kondisi jantung yang disebabkan oleh stres di kalangan orang penderita penyakit jantung koroner.
Dalam studi yang diterbitkan dalam Journal of American Medical Association menemukan bahwa orang penderita jantung koroner dan iskemia miokard akibat stres mental (MSIMI) menggunakan escitalopram serotonin reuptake inhibitor (SSRI) yang digunakan untuk mengobati depresi dan kecemasan.
Sementara itu, pada sebuah artikel yang dipublikasikan Online First and of The Lancet menunjukkan bahwa sertraline dan escitalopram memiliki keunggulan dalam hal keberhasilan dan tingkat penerimaan di antara semua pengguna SSRI. Selain itu, obat ini juga telah terbukti secara signifikan meningkatkan kualitas hidup di antara mereka yang menderita gangguan kecemasan.
Dalam penelitian sebelumnya ditemukan bahwa stres emosional dapat memicu gangguan pada jantung karena aliran darah untuk jantung pada penderita MSIMI terbatas. Ini menjadi perhatian khusus karena pasien dengan MSIMI cenderung mengalami masalah jantung parah.
"Iskemia miokard akibat stres mental adalah kondisi yang serius, karena pasien dengan kondisi tersebut cenderung memiliki masalah jantung yang lebih buruk dibandingkan dengan pasien tanpa memiliki ikemia miokard. Untuk pertama kalinya hasil penelitian ini menunjukkan bahwa hal tersebut dapat diobati dengan modulasi pengobatan emosi," ujar Ketua dari penelitian, Wei Jiang, MD, Profesor psikiatri dan ilmu perilaku serta pengobatan internal di Duke, demikian yang dilansir medicalnewstoday.com.
MSIM sendiri terjadi sebagai akibat dari perubahan di dalam jantung, seperti pengurangan jumlah darah yang dipompa keluar dari bilik kiri jantung dan masalah dengan pergerakan dinding jantung. Namun banyak pilihan yang tersedia saat ini untuk mengobat kondisi tersebut.
?Dalam rangka untuk memajukan pemahaman kita tentang meningkatkan kesehatan jantung, kami percaya bahwa penelitian berkelanjutan antara persimpangan kesehatan mental dan penyakit jantung harus menjadi prioritas," tandas Christopher O'Connor, MD, direktur Duke Pusat Jantung dan Kepala Divisi Kardiologi.
Kemudian pada studi ?Responses of Mental Stress Induced Myocardial Ischemia to Escitalopram Treatment" (REMIT), para peneliti mengevaluasi cara yang mungkin untuk mengurangi gejala kardiovaskular yang disebabkan stres mental.
Sejumlah 310 orang berpartisipasi dalam uji klinis plasebo terkontrol secara acak ganda dan para pasien yang terlibat sudah memiliki penyakit jantung koroner sebelumnya. Kemudian para peneliti menganalisis peserta yang mengalami MSIMI dengan melakukan latihan stress test sederhana menggunakan treadmill dan tiga tes tekanan mental. Sementara itu fungsi jantung dinilai dengan menggunakan ekokardiografi dan elektrokardiografi.
Kemudian, 127 dari pasien yang telah diuji MSIMI, 112 di antaranya telah menyelesaikan studi, mereka dipilih secara acak untuk diberikan escitalopram atau placebo.
Hasilnya, tim peneliti menemukan bahwa dibandingkan dengan plasebo, mereka yang habis menggunakan escitalopram itu 2.62 kali lebih kecil kemungkinannya untuk mengalami MSIMI pada saat tiga tes tekanan mental. Lebih lanjut, peserta dalam kelompok yang telah menggunakan escitalopram merasa lebih terkendali dan lebih tenang dibandingkan dengan kelompok plasebo selama tes mental terakhir.
?Temuan kami mendukung hipotesis bahwa penggunaan jangka pendek SSRI meningkatkan tingkat biomarker yang berkaitan dengan hasil kardiovaskular yang merugikan," tandas Profesor Jiang. (ind) (tty)
»
0 comments:
Post a Comment