MEMPUNYAI anak pastilah menjadi idaman setiap pasangan yang sudah menikah. Namun, Anda juga harus memerhatikan kesuburan Anda biar impian menjadi kenyataan.
Ya, berbagai cara dilakukan oleh pasangan untuk memiliki anak, terutama bagi mereka yang sudah bertahun-tahun menikah, tapi belum dikaruniai momongan. Mulai dari menjaga kesehatan dan kesuburan, rajin mengunjungi dokter, hingga melakukan inseminasi buatan.
Agar dapat memiliki anak, kesuburan menjadi faktor penting. Berikut beberapa hal yang dapat membahayakan kesuburan, seperti dilansir Cosmopolitan.
Seks tidak aman
Chlamydia adalah salah satu penyakit kelamin menular. Jika tidak diobati, penyakit yang disebabkan oleh bakteri chlamydia trachomatis ini dapat menyebabkan radang panggul yang meninggalkan bekas luka parut pada saluran tuba, sehingga telur Anda tidak bisa sampai ke rahim. Para dokter di Kanada juga mengungkapkan ada bakteri gonore tidak dapat disembuhkan oleh banyak antibiotik. Disarankan agar Anda dan pasangan melakukan uji semua penyakit menular sebelum menikah.
Rokok
Setiap kali menghisap rokok, telur Anda mati lebih cepat. Bahkan, perokok dapat memulai masa menopause empat tahun lebih awal dibandingkan wanita bukan perokok. Selain itu, wanita perokok lebih rentan mengalami keguguran ketika hamil atau memiliki bayi dengan berat badan di bawah rata-rata. Jika Anda ingin punya anak, berhentilah merokok dari sekarang.
Berat badan
Hormon yang memberitahu ovarium Anda untuk mengeluarkan telur tersimpan dalam lemak tubuh. Bila Anda memiliki terlalu sedikit lemak, Anda mungkin tidak mengalami ovulasi sama sekali. Namun bila di tubuh Anda terdapat terlalu banyak lemak dan kelebihan insulin serta estrogen, hal tersebut dapat mengacaukan seluruh proses ovulasi.
Makanan tidak sehat
Sebuah studi yang dilakukan Universitas Harvard menemukan bahwa wanita yang mengikuti empat aturan makan ?terlepas dari berat badan mereka? memiliki kesuburan yang lebih baik dari wanita yang tidak mengonsumsi makanan sehat. Empat aturan tersebut adalah makan biji-bijian utuh (whole grains), jangan konsumsi makanan yang terbuat dari lemak trans, masak makanan dengan lemak tak jenuh tunggal, seperti minyak zaitun dan makan asupan protein dari tanaman (biji dan kacang-kacangan) bukan binatang.
Bahan kimia
Ketika para ilmuwan mengamati tingkat BPA (bahan kimia mirip estrogen yang ditemukan di beberapa plastik dan kemasan makanan) dalam urin wanita yang menjalani IVF, mereka menemukan bahwa wanita yang dengan tingkat BPA tertinggi memiliki telur 24% lebih sedikit dibanding dengan tingkat BPA terendah.
(tty)
»
0 comments:
Post a Comment