Monday, May 13, 2013

Kesadaran Masyarakat Indonesia Soal Bahaya Diabetes Masih Minim

Kesadaran Masyarakat Indonesia Soal Bahaya Diabetes Masih MinimKESADARAN orang Indonesia seputar bahaya diabetes ternyata masih minim. Padahal, penyakit ini bisa menurunkan kualitas hidup seseorang dan bahkan mematikan.

Adapun hal ini sebagaimana dijelaskan oleh Dr.dr.Imam Subekti,SpPD,KEMD Kepala Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Ia menjelaskan bahwa masyarakat Indonesia masuk dalam negara yang terlambat mengetahui diagnosis diabetes.

"Masalah keterlambatan diagnosis diabetes atau baru menyadari setelah terkena diabetes ialah masalah yang sering ditemukan di lapangan. Di samping itu, jumlah ahli endokrin kita yang sangat kurang dibandingkan dengan populasi penderita diabetes di Indonesia," katanya dalam acara yang bertema Diabetes pada Wanita, di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo Kencana, Jakarta Pusat, Senin (13/4/2013)

Hal itu didasarkan pada data Riskesdas 2007 yang mencatat 5,7 persen populasi kita menderita diabetes, sebanyak 1,5 persen sudah terdiagnosa sebelumnya, sedangkan 4,2 persen di antaranya belum tahu bahwa dirinya terkena diabetes.

Melihat kondisi itu, PERKENI sebagai perhimpunan dokter spesialis yang memfokuskan diri pada penyakit ini tak tinggal diam. Di mana PERKENI secara rutin melakukan edukasi kepada para dokter dalam menegakkan dan tata laksana diabetes sebagai usaha untuk memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat. Salah satunya ialah penyelenggaraan AFES ke-17 di Jakarta nanti.

"Penyelenggaraan AFES 2013 bertujuan untuk melakukan perbandingan profil diabetes di antara negara-negara ASEAN. Sehingga diharapkan dapat memberi masukan untuk pengelolaan diabetes di masing-masing negara. Lalu, khususnya pada Indonesia, hasil AFES ini akan memberikan informasi penting untuk kebijakan Manajemen Diabetes Nasional Kita," terangnya.

Ditambahkannya bahwa kongres AFES ini membuat PERKENI berkembang, semakin kuat dan bijaksana untuk area-area penelitian, edukasi dan pelayanan. Pada akhirnya, hal tersebut dapat memberikan pelayanan terbaik untuk masyarakat secara luas dan populasi diabetes di Indonesia perlahan-lahan berkurang. (ind) (tty)

»

0 comments:

Post a Comment