DUH, Fajril (3 tahun) kalau disuruh mandi, susahnya... Apalagi kalau diminta membereskan mainan, jawabannya selalu nggak ah, atau nggak mau Ma...? keluh Vasni.
Si kecil sering berkata ?tidak?? Jangan buru-buru kesal Moms, ada trik jitu, kok, menghadapi penolakannya.
Masa Otonomi
Menurut Dina Dwiartanti, M.Psi, Psi, anak usia toddler suka mengatakan 'tidak' karena ia mulai memasuki masa otonomi (kemandirian) dan inisiatif.
Anak usia batita sedang berusaha untuk menjadi mandiri, terpisah dari orangtuanya. Saat usia bayi, anak belum mengetahui batasan antara dirinya dan orangtuanya. Namun sebagai batita, ia mulai memiliki kesadaran diri. Ia mulai menguji batas-batas yang ada dan bagaimana reaksi orang dewasa terhadap identitas dirinya yang mulai muncul. Salah satu bagian dari tahap ini adalah menyadari bahwa ia belum tentu menginginkan apa yang diinginkan oleh orangtuanya.
Nah, dorongan anak untuk mencapai kemandirian dapat ditunjukkannya melalui tindakan negatif yang membingungkan atau bahkan mengesalkan, misalnya terus menerus berkata ?tidak?. Sebagai contoh, anak menolak makanan yang dua hari lalu sangat disukainya, menolak dipasangkan sabuk pengaman pada kursi bayinya, atau menolak ketika diminta untuk mandi.
Pada beberapa anak, fase sulit ini tidak berlangsung lama, namun ada juga anak-anak yang tetap menunjukkan perilaku ini selama berbulan-bulan bahkan berlanjut hingga usianya lebih tua.
Masa Inisiatif
Anak usia batita juga sedang belajar cara berpikir. Ia memiliki opini dan ide sendiri. Ia ingin melakukan sesuatu dengan caranya sendiri. Ia sudah belajar bagaimana cara mengatakan tidak, dan dapat menolak secara fisik ketika tidak ingin melakukan sesuatu.
Namun anak usia ini masih terlalu muda untuk menyadari bahwa tindakannya dapat berbahaya atau memengaruhi orang lain. Kata-kata ?tidak? yang diucapkannya bukan berarti anak memiliki kepribadian pembangkang atau pemberontak. Ia hanya ingin melakukan apa yang ia inginkan.
Terkadang anak menolak karena ia belum terlalu memahami apa yang diinginkan orangtuanya, sedangkan ia belum memiliki banyak kata-kata untuk mengekspresikan perasaan dan keinginan mereka, sehingga yang muncul hanya kata ?tidak?.
Tahap ?Penolakan?
Orangtua perlu menyadari bahwa perilaku seperti ini merupakan tahapan perkembangan yang wajar pada usia tersebut. Anak hanya berusaha untuk menunjukkan kehendak pribadinya yang baru muncul sambil berusaha meraih kemandirian.
Selain itu, penting bagi anak untuk belajar mengatakan ?tidak?. Ketika usianya sudah lebih tua, tentunya orangtua ingin anak mampu menolak bila dihadapkan pada situasi yang membahayakan, misalnya melibatkan narkoba atau melakukan tindakan melanggar hukum.
Tahapan ?penolakan? ini lama kelamaan akan berkurang dan menghilang seiring dengan bertambahnya usia anak. Pada usia 3 tahun ke atas, anak memiliki kemampuan yang lebih baik dalam berpikir dan mengingat. Ia sudah mempelajari lebih banyak kata-kata dan lebih mendengarkan apa yang dikatakan orang lain. Ia mulai dapat mengontrol emosi dan perilakunya dengan lebih baik. Ia juga mulai belajar apa yang diharapkan orang lain dari dirinya, seperti dikutip dari Tabloid Mom & Kiddie.
Faktor Pemicu
Ada beberapa situasi yang membuat anak memunculkan kata ?tidak?, yakni :
-Waktu tidur. Anak cenderung membangkang ketika mereka merasa lelah.
-Waktu makan. Anak seringkali harus menghentikan kegiatan menyenangkan yang sedang ia lakukan ketika sudah waktunya makan.
-Bertemu teman baru atau mulai masuk tempat penitipan anak. Situasi yang kurang dikenalnya cenderung membuat anak merasa takut.
-Di mal atau tempat bermain yang ramai. Ketika anak kewalahan menghadapi orang-orang, pemandangan, atau suara, ia jarang bersikap menyenangkan.
-Saat ke dokter. Anak masih ingat pengalaman yang kurang menyenangkan sebelumnya, misalnya disuntik atau diharuskan minum obat yang tidak enak. (ind) (tty)
»






0 comments:
Post a Comment