MASALAH diabetes militus pada wanita di Indonesia semakin meningkat meski di usia produktif. Oleh karena itu, mengambil langkah pencegahan menjadi kunci penting agar terkena risiko tersebut.
Adapun hal ini disampaikan oleh dr. Dyah Purnamasari, SpPD stav Divisi Metabolik Endokrinologi Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Ia menjelaskan meski di rentang usia produktif atau belum menopuse wanita dapat terkena diabetes bila memiliki gaya hidup tidak sehat.
"Banyak beredarnya junkfood dan mengonsumsi minuman soda dan manis-manis belakangan ini, menjadi 'sponsor' utama kaum mudah terkena diabetes. Apalagi bila Anda memiliki tubuh gemuk dan lingkar perut yang bertambah, kondisi itu akan meningkatkan risiko berkali-kali lipat. Sehingga hormon wanita yang merupakan pelindung tubuh tidak akan berfungsi, dan ancaman diabetes pun sudah tak bisa dihindari," katanya dalam acara yang bertema Diabetes pada wanita, di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo Kencana, Jakarta Pusat, Senin (13/4/2013)
Dia menambahkan, pada dasarnya tidak terdapat perbedaan antara laki-laki dan wanita. Namun, fenomena jarang berolahraga saat wanita sudah berkeluarga rata-rata merupakan kontribusi terbesar risiko ini. Dituturkan lebih lanjut, salah satu gejala yang biasa dialami wanita dan bisa dicurigai ke arah diabetes adalah keputihan berulang-ulang.
"Keputihan berulang-ulang ialah gejala awal seorang wanita terkena diabetes. Di mana bila Anda seringkali menemukan keputihan, kemarin keputihan, besok tidak, tapi, besok-besok berikutnya sering keputihan. Nah, bila sudah di kondisi itu menurut sisi medis sangat berisiko memicu infeksi saluran kemih berulang dan tidak baik untuk kesehatan ginjal. Dan sebaiknya langsung pergi ke dokter agar dapat dilihat diagnosa yang tepat mengenai keluhan Anda," terangnya. (ind) (tty)
»
0 comments:
Post a Comment