Wednesday, September 17, 2014

Penanganan Ebola Masih Lamban

Penanganan Ebola Masih LambanUPAYA internasional untuk menghentikan penyebaran Ebola di Afrika Barat akan dipercepat. Sebab, sebuah lembaga amal medis telah memperingatkan respon yang masih tertinggal terhadap penyebaran Ebola.

Ahli kesehatan masyarakat dan pemerintah negara-negara Afrika Barat mengkritik respons internasional terlalu lambat. Wabah Ebola yang telah menyebar di Liberia, Sierra Leone, Guinea, Nigeria, dan Senegal telah menyebabkan sekitar 2.400 kematian.

Amerika Serikat diperkirakan akan mengumumkan pengiriman 3.000 tentara ke wilayah tersebut pada hari Selasa. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) juga mengatakan China telah berkomitmen untuk mengirimkan tim laboratorium keliling di Sierra Leone.

Inggris juga berencana untuk membangun dan mengoperasikan sebuah klinik di negara itu. Kuba juga telah berjanji untuk mengirim lebih dari 160 petugas kesehatan pada Oktober mendatang.

Meskipun janji-janji tersebut telah dipublikasikan, Joanne Liu, presiden lembaga amal medis Dokter Without Borders, mengatakan dia dipaksa untuk mengulangi banding yang telah dibuat berminggu-minggu lalu.

"Respon terhadap Ebola terus tertinggal di belakang. "Pintu kesempatan untuk mengontrol wabah ini telah tertutup. Kita perlu lebih banyak negara untuk bangkit, kita membutuhkan penyebaran yang lebih besar, dan kita memerlukan ini sekarang juga," katanya dalam pertemuan di PBB di Jenewa.

Amerika Serikat sempat menarik banyak kritik minggu lalu, setelah berjanji untuk menyediakan 25 tandu tidur untuk rumah sakit di Liberia, negara yang terkena dampak besar wabah Ebola. Kontribusi ini dianggap remeh, mengingat Liberia memerlukan lebih dari 500 tempat tidur, seperti kata para ahli.
 
Rumah sakit dan klinik banyak yang tidak memiliki cukup ruang untuk mengobati banyak korban. Dokter dan perawat juga masih sedikit jumlahnya. Kurangnya laboratorium juga telah memperlambat upaya untuk mencegah wabah penyakit tersebut.
 
Tiga negara yang paling terkena dampak, Liberia, Sierra Leone, dan Guinea, memiliki terlalu sedikit dokter dan perawat, dan penyakit ini telah menginfeksi sekitar 300 petugas kesehatan.
 
"Dari minggu ke minggu, epidemi tumbuh semakin cepat. Bersama dengan berlalunya waktu, respon menjadi semakin rumit," tutupnya, seperti dikutip CBS News, Rabu (17/9/2014).
(fik)

»

0 comments:

Post a Comment