Tuesday, September 23, 2014

Lupa Makan & Minum Picu Serangan Jantung

Lupa Makan & Minum Picu Serangan JantungLUCIA Cassidy, ibu tiga anak ini pernah mengalami kondisi langka di mana jantungnya 29 kali berhenti dalam waktu 24 jam. Sibuk dengan pekerjaannya sebagai ibu sering membuatnya lupa makan dan minum, hingga suatu saat dia mengalami kondisi tersebut.  
"Saya merasa sangat beruntung masih dapat hidup. Sebelumnya, saya sama sekali tidak begitu memedulikan kesehatan. Saya punya tiga anak laki-laki dan fokus utama hanya bagaimana menjadi ibu yang baik bagi mereka. Saya lebih peduli dengan orang lain daripada diri sendiri,? tutur Lucia.

Lucia menjelaskan, bagaimana kesibukannya sebagai ibu sering membuatnya lupa makan dan minum. Dia pernah merasakan sakit pada perut dan dadanya, tetapi hanya berpikir itu efek setelah menyusui. Sampai suatu malam dia terbangun di malam hari karena kehausan. Pandangannya tiba-tiba kabur dan lalu jatuh pingsan.
Setelah itu, Lucia beberapa kali diberi pertolongan CPR untuk membuatnya tetap mendapat oksigen. Kesadarannya sempat pulih sesaat dan dia sempat melihat kakinya yang biru karena kekurangan oksigen dan dia masih sempat menangis memikirkan anak-anaknya.
Setiap kali jantungnya berhenti, tim medis harus berjuang untuk membangkitkannya kembali dengan menggunakan defibrillator 200 volt yang berfungsi menstimulasi detak jantung dengan mengirimkan kejutan listrik ke jantung.

Dengan kondisi tersebut, Lucia didiagnosis menderita dengan sindrom QT panjang, suatu gangguan jantung langka yang menyebabkan hilangnya kesadaran dan irama jantung abnormal yang disebut aritmia. Jika aritmia dibiarkan dalam waktu lama dan tidak segera ditolong dengan kejutan elektrik, kondisi tersebut dapat menyebabkan serangan jantung, bahkan kematian.

Setelah alat pacu jantung sukses membuat kondisinya membaik, dokter menyuruh Lucia untuk batuk untuk menstabilkan detak jantungnya. Tiga pekan kemudian, dia diizinkan pulang setelah kondisinya dinyatakan stabil.
Kini di rumahnya, dia menggunakan alat implantable cardioverter defibrillator (ICD) yang mirip alat pacu jantung. Jika ICD mendeteksi detak jantung yang abnormal, alat itu akan memberikan kejutan listrik yang dapat membantu mengembalikan irama jantung kembali normal.

Meskipun jantungnya pernah dan masih berisiko berhenti berdetak, Lucia tidak menghindari kegiatan yang dapat meningkatkan denyut nadinya. Dia sekarang menyalurkan energinya ke berbagai kompetisi kebugaran yang telah membantu fokus selama proses pemulihan.

"Serangan jantung adalah pengalaman terburuk yang pernah saya alami. Saya sangat takut, tapi sekarang telah kuat dan bangkit dengan perspektif kehidupan yang baru. Sekarang saya lebih berani dari sebelumnya dan saya telah memutuskan untuk melawan kondisi tersebut dan menikmati diri sendiri,? tutup Lucia, sebagaimana dilansir Dailymail.
(tty)

»

0 comments:

Post a Comment