Saturday, September 13, 2014

Kisah William Pooley Selamat dari Ebola

Kisah William Pooley Selamat dari EbolaWILLIAM Pooley memilih untuk beristirahat sejenak bersama orang tua dan keluarganya di sebuah desa di Inggris. Ia merasa tidak menyesal telah terjangkit virus Ebola selama bekerja menjadi relawan di Sierra Leone bulan lalu. Ia dinyatakan sembuh dan bisa pulang.
 
Penyebaran virus Ebola yang mewabah di Afrika Barat merupakan penyebaran virus terparah sepanjang sejarah. Selain merenggut nyawa sekitar 1.400 warga, virus ini juga telah menewaskan lebih dari 120 pekerja medis yang seharusnya menjadi penolong para pasien.?Dalam beberapa kasus, staf medis lebih berisiko tertular karena masih kurangnya peralatan pelindung seperti sarung tangan dan masker wajah,?kata pihak organisasi Kesehatan Dunia (WHO), seperti dilaporkan USAToday.
 
WHO juga melansir banyak pekerja medis yang memiliki insting untuk segera memberikan pertolongan kepada warga yang terinfeksi tapi tak memperhatikan keselamatan dirinya sendiri. Pekerjaan medis yang kelelahan menjadi semakin rentan tertular. ?Ini adalah pekerjaan yang penuh tanggung jawab. Mereka telah bekerja selama berminggu-minggu untuk merawat pasien. Mereka tidak menghiraukan kemungkinan terburuk jika berdekatan dengan pasien,?kata WHO beberapa waktu lalu, dua dokter asal amerika bernama Nancy Writebol dan kent Brantly terinfeksi Ebola saat bertugas d di Liberia. Seorang dokter asal Inggris, William Pooley, juga tertular virus yang sama saat bekerja di Sierra leone. Beruntung, nyawa mereka berhasil selamat setelah mendapatkan obat ZMapp. Sayangnya, Abraham Borbor meninggal karena terinfeksi Ebola saat tugas di Liberia. Salah satu dokter terbaik yang bertugas di Sierra Leone, Sahr Rogers, juga meninggal saat akan dievakuasi dan dirawat di Jerman setelah Positif terjangkir Ebola.


Selamat dari Ebola
 
William Pooley adalah salah satu korban Ebola yang selamat dari kematian. Seperti dilansir Telegraph, Pooley adalah salah satu dokter asal Inggris yang ikut menjadi relawan di Sierra Leone untuk merawat korban Virus mematikan tersebut . Nahasnya, lelaki berusia 29 tahun itu terjangkit Ebola.
 
Pooley langsung dibawa ke Inggris pada 24 Agustus lalu ketika dipastikan mengidap Ebola. Ia mendapatkan perawatan khusus dan di karantina di Royal Free Hospital, London Utara. Ia kemudian dinyatakan bebas dari virus dan bisa meninggalkan rumah sakit Rabu (3/9) lalu.
 
Kepada media, Pooley mengaku mengalami gejala umum Ebola berupa panas tubuh yang tinggi.?Saya mengalami peningkatan temperature tubuh selama beberapa hari sejak dievakuasi dari afrika. Tapi saya sama sekali tidak mengalami muntah-muntah,?katanya.
 
Tidak seperti penderita Ebola pada umumnya, saat pertama terjangkit virus mematikan itu, Pooley langsung mendapatkan perawatan intensif.?Saya dievakuasi dan dipisahkan sangat jauh dari beberapa pengidap Ebola lainnya. Kemudian saya mendapatkan bantuan pertama dari berbagai organisasi yang memang kebetulan tengah berada di Sierra Leone. Di situ, sebelum di evakuasi, saya mendapatkan perawatan intensif sebagaimana kami melakukan perawatan pada pengidap Ebola dari warga setempat,?ceritanya.
 
Untuk sementara waktu, Pooley berencana untuk beristirahat dan mengembalikan mental seperti semua.Ia sedikit mengalami guncangan mengingat virus yang telah membunuh beberapa rekanannya di Sierra Leone. Ia pun memutuskan untuk melakukan pemulihan di kampung halamannya, Woodbridge, Suffolk, Inggris, ?Saat ini, aku hanya ingin bertemu dan berada di tengah-tengah seluruh keluargaku. Aku juga ingin menemui semua teman di desaku dan menghabiskan waktu di Suffolk,?katanya dalam sebuah konferensi Pers.
 
Lantas, apakah ada rencana Pooley untuk kembali lagi? ?Belum!?jawabnya singkat. Ia belum punya rencana untuk kembali lagi ke tempat di mana ia terinfeksi Ebola. Namun, baginya, bekerja di bidang medis adalah jalan hidup. Ia akan tetap mendedikasikan hidupnya untuk banyak orang.?Jujur, saya sama sekali tidak menyesal berada di  sana dan kembali dengan virus yang menyerang tubuh saya,?katanya.
 
Selama dirawat di rumah sakit, Pooley mendapatkan perawatan yang luar biasa dari tenaga medis yang juga luar biasa. Ia menyebutkan sebagai sebuah sebuah perawatan kelas satu di seluruh dunia. Betapa tidak, tim medis telah berjibaku dengan berbagai pengetahuannya untuk menghadirkan ZMapp yang kini diyakini sebagai obat untuk melemahkan Ebola. Pooley berharap dan solusi bagi seluruh penderita Ebola di seluruh dunia yang kini tengah dalam keadaan kritis.
(fik)

»

0 comments:

Post a Comment