Friday, September 12, 2014

Khasiat Kembang Sepatu bagi Diabetesi

Khasiat Kembang Sepatu bagi DiabetesiPARA ilmuwan dari timur laut India dan Bengal Barat menemukan potensi bahan kimia alami yang berasal dari kembang sepatu atau Hibiscus. Bunga tersebut dinilai menjadi agen terapi yang baik untuk diabetes.

Para peneliti di Universitas Assam Tezpur dan Universitas Visva-Bharati di Bengal Barat memusatkan perhatian pada sebuah fitokimia atau senyawa turunan tanaman dari daun Sthalpadma (Hibiscus Mutabilis). Senyawa tersebut dipercaya dapat mengembalikan sensitivitas insulin dari sel-sel sehingga membantu menjaga kadar gula darah.

Dijuluki sebagai silent killer oleh para ahli di seluruh dunia, diabetes melitus (kencing manis tipe 2 atau T2D) atau diabetes saja adalah salah satu dari empat penyakit tidak menular di India, tiga lainnya adalah penyakit jantung, kanker, dan penyakit paru obstruktif kronis (PPOK). Secara global, diabetes dialami oleh sekitar 347 juta orang dan WHO memproyeksikan bahwa hal itu akan menjadi penyebab kematian ketujuh di tahun 2030.

Diabetes sendiri ada dalam dua jenis, yaitu tipe-1 dan tipe-2. Pada diabetes tipe 1, insulin, hormon yang bertanggung jawab untuk menghancurkan glukosa dalam tubuh, tidak diproduksi dalam jumlah yang cukup. Sedangkan pada tipe 2, insulin cukup tetapi tidak aktif.

"Kami menemukan bahwa asam ferulic (FRL) dari polifenol yang diekstrak dari daun tanaman, memiliki potensi untuk menjadi agen terapeutik yang lebih baik untuk diabetes,? tutur Samir Bhattacharya, emeritus profesor di Departemen Zoologi  di Visva-Bharati, Shantiniketan, seperti dikutip dari Health Care Asia.  
Penemuan ini dipublikasikan di jurnal Biochemical and Biophysical Research Communications Agustus 26 lalu. Jurnal tersebut menyatakan bahwa FRL dapat mempengaruhi kadar glukosa pada tikus diabetes (yang diujicobakan) dalam waktu 15 hari setelah obat diberikan secara oral selama delapan hari.
 
Di India, bunga kembang sepatu atau Hibiscus Mutabilis sering digunakan untuk mengobati pembengkakan dan infeksi kulit. Alak Kumar Buragohain, profesor Departemen Biologi Molekuler dan Bioteknologi, Tezpur University, menjelaskan bahwa senyawa sejenis polifenol berfungsi menghapus blok di jalur insulin sehingga memungkinkannya untuk meregulasi glukosa (gula darah) dalam aliran darah secara normal.
 
Bhattacharya mengatakan, penting untuk peneliti merancang obat yang dapat mengidentifikasi penghalang jalur insulin serta molekul (inhibitor) yang dapat membuat insulin kehilangan sensitivitas. Temuan saat ini membantu mengembangkan studi yang dipimpin oleh Bhattacharya di tahun 2012, yang berhasil membuka teka-teki bagaimana protein yang disekresi oleh hati ke dalam aliran darah (Fetuin-A) dapat menghambat aktivitas insulin.
 
"Dengan memblokir Fetuin-A, asam ferulic mengembalikan sensitivitas sel terhadap insulin dan menurunkan kadar gula darah, "kata Bhattacharya, yang juga merupakan ilmuwan senior di National Academy of Sciences, India. Langkah berikutnya yang akan mereka lakukan adalah memurnikan bahan kimia dan menilai toksisitas dari ekstrak hibicus ini bagi tubuh.
(fik)

»

0 comments:

Post a Comment