Monday, September 1, 2014

Kasus Stunting di Indonesia Masih Tinggi

Kasus Stunting di Indonesia Masih TinggiSTUNTING atau pendek sebelum usia 2 tahun bisa meningkatkan risiko terkena berbagai penyakit tidak menular di kemudian hari, seperti hipertensi, diabetes dan jantung. Melihat kenyataan tersebut, tentu diharapkan kasus stunting tidak banyak terjadi di Indonesia.

Tetapi, bagaimana sebenarnya angka kasus stunting di Indonesia? Menurut Guru Besar Bidang Ilmu Gizi Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (UI), Prof. Endang L. Achadi, MPH, Dr. PH, berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2013, dari rata-rata angka kasus stunting di 20 provinsi menunjukkan rata-rata 37,2 persen.  
"Data 2013, kalau stunting itu lebih kurang 37,2 persen, jadi 20 provinsi itu lebih dari 37,2 persen rata-ratanya. Tetapi, ketika dilihat pada per provinsi ada lebih kurang 20 persen yang di atas rata-rata nasional angkanya," ujarnya pada peringatan ulang tahun ke-60 Sarihusada di Hyatt Regency, Yogyakarta, belum lama ini.
 
Lalu, apakah malnutrisi masih terjadi di semua wilayah Indonesia? Prof Endang mengatakan bahwa hampis semua Provinsi di Indonesia masih terdapat kasus stunting. Bahkan, di daerah Pulau Jawa masih terdapat beberapa provinsi yang terdapat kasus stunting.
 
"Hampir semua provinsi, stunting-nya ada. Misalnya di Jawa Timur, Jawa Barat, Banten, dan Jawa Tengah itu propporsi balita yang stunting di atas 30 persen, jadi masih tinggi itu," tuturnya.
 
Selain masalah stunting, di Indonesia juga masih banyak anak yang terlalu kurus, artinya gizinya sangat kurang. "Ada juga angkanya anak yang kurus sekali, tetapi saya tidak tahu persis angkanya, itu dari angka Riskesdas," tutupnya.
 
 
(fik)

»

0 comments:

Post a Comment