Wednesday, August 13, 2014

Tiga Ancaman Anak Indonesia saat Kekurangan Gizi

Tiga Ancaman Anak Indonesia saat Kekurangan GiziDALAM 15 tahun terakhir, masalah gizi pada usia dini masih besar. Hal ini seperti diungkapkan Prof Netti Herawati, pakar gizi dan Ketua Himpunan Pendidikan Anak Usia Dini (Himpaudi) Riau.
 
Sejak 2004, Prof Netti meneliti 1.025 anak usia dini di tiga kota besar di Indonesia untuk mengetahui gizi mereka. Hasilnya, hampir 45% anak mengalami kekurangan gizi.
 
"Masalah gizi ini, yang banyak di Indonesia adalah kekurangan protein, anemia, dan kekurangan kalsium," ujarnya saat ditemui Okezone di Inna Grand Beach Hotel, Sanur, Bali, belum lama ini.
 
Menurut Prof Netti, anak yang mengalami anemia dan kekurangan kalsium akan memengaruhi kecerdasannya. Mereka juga butuh konsentrasi untuk memelajari sesuatu dalam masa pertumbuhnya.
 
"Anak yang belajar tentu membutuhkan konsentrasi tinggi. Kalau gizinya tidak dipenuhi, maka pendidikan untuk mereka tidak bisa berjalan dengan baik," terangnya.
 
Selain kecerdasan, masalah gizi tersebut juga berdampak pada daya tahan tubuh.
 
"Kalau orang yang kekurangan gizi, maka daya tahan tubuhnya lemah sehingga dia sering sakit," terangnya. (Baca: Sederet Alasan Anda Mengalami Sakit Kepala)
 
Karena itu, Prof Netti menganjurkan jika masalah gizi harus menjadi perhatian semua pihak. Terutama, lembaga pendidikan anak usia dini (PAUD) yang bisa membantu melakukan perubahan terhadap masalah tersebut.
 
"Saya melihat bahwa pendidikan anak usia dini menjadi sebuah motor untuk dilakukan perubahan ini. Jadi, guru harus memberikan pembelajaran gizi di lembaga PAUD," tutupnya.
(fik)

»

0 comments:

Post a Comment