Sunday, August 10, 2014

Kurun 7 Tahun, Angka Kekurangan Gizi Anak Indonesia Tak Berubah

Kurun 7 Tahun, Angka Kekurangan Gizi Anak Indonesia Tak BerubahDATA 2007 hingga 2013 atau selama tujuh tahun menunjukkan angka kekurangan gizi pada anak Indonesia yang masih cukup tinggi. Padahal, kondisi tersebut bisa memunculkan masalah cukup kompleks.

Hal inilah yang diungkapkan Abas Basuni Jahari dari Kementerian Kesehatan dalam paparan "Nutrisi untuk Tumbuh Kembang Anak" di Konferensi Asia Pasifik Pendidikan PAUD. Menurutnya, kekurangan gizi pada anak tidak boleh dibiarkan. Pasalnya, dampak yang ditimbulkan erat kaitannya dengan tumbuh kembang anak dalam, hal ini soal kecerdasan. (Baca: Kognitif Anak Stunting Lebih Lambat)

"Sejak 2007-2013 tidak ada perubahan, baik yang kekurangan atau berlebih (gizi). Kalau ini dibiarkan saat umurnya masih muda, maka ke depan akan parah. Jadi, harus waspada," katanya di Sanur, Bali, Minggu 10 Agustus 2014.

Indikator anak kekurangan gizi bisa terlihat dari beberapa hal. Mulai dari kondisi stunting atau kaki pendek, tinggi tubuh tidak proporsional, hingga berat badan yang kurang ataupun berlebih. Lebih lanjut, masalah gizi buruk tidak hanya karena rendahnya tingkat pendidikan orangtua terkait pemberian gizi pada anak. Ini juga menjadi tugas negara untuk berkoordinasi mengatasi gizi buruk. (Baca: Anak Tumbuh Tinggi, Penuhi Gizi di Dua Tahun Pertama)

"Kembali lagi, masalah ini terkait pada tingkat kesejateraan. Tapi kalau ingin membentuk generasi yang bagus ke depan, jangan lupakan growth saja, tapi juga hand development," tutupnya. (Baca: Cegah Stunting, Stimulasi Gerakan Fisik pun Diperlukan)
(ftr)

»

0 comments:

Post a Comment