Sunday, June 15, 2014

Mayoritas Anak Indonesia Hadapi Gizi Buruk & Gizi Lebih

Mayoritas Anak Indonesia Hadapi Gizi Buruk & Gizi LebihSEPARUH lebih anak di Indonesia masih menghadapi masalah gizi buruk dan gizi lebih. Keduanya bisa mengancam upaya dunia dalam meningkatkan derajat kesehatan.

Masalah itupula yang menjadi fokus penelitian tentang perkembangan nilai dan perilaku pada pola asuh anak masa kini. Penelitian dilakukan untuk menyediakan asupan gizi terbaik bagi anak-anak di Asia dalam mencapai peningkatan status kesehatan.

Guna membahas hasil penelitian itu, digelar workshop oleh FrieslandCampina lewat Frisian Flag Indonesia di Tanjung, Benoa, Bali, pada Sabtu, 13 Mei 2014. Workshop mengmbil tema "Managing Nutrition for Children to Embrace the new parenting trend", menghadirkan Project Director, Cultural Intelligent Flamingo Singapura Preety Varma dan spesialis tumbuh kembang anak Dr Ahmad Suryono. Selain itu, turut memberikan paparannya adalah Public and Regulatory Affairs Director FrienslandCampina (Customer Product Asia) Hendro. H Poedjono.

Dalam kesempatan itu, Hendro mengatakan, pihaknya mendukung berbagai upaya dalam mengatasi masalah kekurangan gizi maupun kelebihan gizi pada anak-anak di Asia. "Inilah yang mendasari simposium dan workshop di Bali, termasuk workshop mengenai pengaturan asupan gizi bagi anak sesuai tren masa kini," katanya.

Sementara, Preeti melihat semakin luasnya akses informasi yang dicerna orangtua, membuat mereka  serba khawatir, mampukah mencukupi  kebutuhan anaknya. Kata dia, pola asuh orangtua masa kini menjadikan mereka lebih protektif dan mencegah daripada mengobati.

Menurutnya, orangtua merasa penting menjadi bagian dari era modern karena dipandang sebagai bentuk kepedulian yang terbaik dan memberi yang lebih unggul untuk anak mereka. Sebut saja dalam  makanan, asupan gizi, hingga pola asuh.

Dalam pandangan Ahmad  Suryawan, Indonesia saat ini menghdapi masalah malnutrisi, yakni gizi kurang atau gizi buruk, sekaligus gizi lebih atau kegemukan. "Dua hal itu menjadi ancaman serius terhadap kualitas tumbuh kembang anak di Indonesia," papar Suryawan.

Melansir data riset dasar kesehatan (Riskedas) tahun 2007, 2010, dan 2013 menunjukkan tren peningkatan permasalahan malnutrisi sehingga menjadi tantangan besar di hampir setiap tahapan  usia anak. (ftr)

»

0 comments:

Post a Comment