Sunday, June 15, 2014

Jauhkan Bayi dari Gadget Anda

Jauhkan Bayi dari Gadget AndaGADGET canggih tak sekadar kebutuhan orang masa kini, namun menjadi gaya hidup. Di balik manfaatnya yang besar, tersimpan dampak jangka panjang yang bisa memengaruhi kesehatan jika terus didekatkan pada bayi.

Dampak yang paling mencolok adalah radiasi yang dipancarkan oleh penggunaan ponsel pintar. "Jangankan untuk bayi, orang dewasa bisa berbahaya jika berlama-lama menggunakannya," kata ahli tumbuh kembang anak Dr Ahmad Suryawan di sela workshop FrienslagCampina di Nusa Dua, Bali, belum lama ini.

Menurutnya, orangtua harus bijak dalam menggunakan gadget, kapan waktu yang tepat atau kapan boleh dikenalkan kepada anak. Bagi bayi baru lahir hingga usia enam bulan, sangat disarankan untuk dijauhkan dari gadget atau smartphone lainnya. Pada periode kritis tersebut, perkembangan otak bayi sangat ditentukan dengan apa yang mereka lihat dan dengar. Bahkan, sekira 95 persen seluruh otaknya belum bekerja sempurna hingga usia enam bulan.

"Otak bayi pada enam bulan pertama, semua bermain dan bekerja disambungkan antara sel-sel yang dihubungkan dengan otaknya. Jika kemudian ada proses kelistrikan di sekitarnya, seperti dekat dengan orangtua yang menggunakan ponsel atau gadget, maka akan langsung mengenai otaknya," bebernya.

Pria yang disapa Wawan itu merasa prihatin dengan perilaku orangtua yang tanpa disadari membahayakan perkembangan otak anak. Fenomenanya kini, banyak ibu menelefon atau menggunakan gadget saat menggendong bahkan menyusui bayinya.

Lantas, kapan anak boleh didekatkan atau dikenalkan dengan gadget. Wawan mengungkapkan, setelah enam bulan barulah boleh alat telekomunikasi itu didekatkan ke anak. Itupun sekadar agar anak mengenali benda-benda di sekitarnya karena pada tahapan usia enam bulan, bayi sudah bisa mencari sendiri barang yang ada di dekatnya.

"Saat otak anak sedang dominan dan semua yang didengar dan dilihatnya akan masuk, itulah peran orangtua sangat dominan. Hal-hal positif akan masuk terekam baik di otaknya," ungkapnya.

Sementara pada masa enam bulan ke atas, orangtua perlu memerkenalkan lingkungan yang baik sehingga bisa mengasah penglihatan dan pendengaran anak. Jangan sampai, tandasnya, anak dibiarkan diam karena justru akan membahayakan.

"Dia akan menjadi apatis tidak mengenal orang lain," ujarnya.

Karenanya, Wawan mengingatkan bahwa cara pandang dalam memanfaatkan teknologi bukanlah pada alat tersebut karena membahayakan perkembangan otak anak. "Harusnya dibalik, bahwasanya orangtualah yang bisa membahayakan anak jika tidak bijak dalam menggunakan gadget atau teknologi lainnya," pungkasnya. (ftr)

»

0 comments:

Post a Comment