Thursday, June 5, 2014

Implementasi E-health di Indonesia Masih Minim

Implementasi E-health di Indonesia Masih Minim IMPLEMENTASI e-health di Indonesia memang masih kurang. Karena itu, butuh interperobilitas dan arsitektur agar bisa berjalan sesuai dengan target yang ditetapkan para pemangku kepentingan.


"Interoperabilitas itu penting untuk e-health karena sifat dari teknologi Informasi, apalagi di kesehatan sangat perlu bisa berhubungan. Kalau tidak ya tidak bisa komunikasi, tidak bisa memahami secara nyata," kata Ketua e-Indonesia Initiatives Forum, Prof Suhono Harso Supangkat, dalam rilis yang diterima Okezone, Jumat (6/6/2014).
 
Diungkapkannya, saat ini implementasi e-health masih ada sekat-sekat antar pemain sehingga tidak efisien. "Ini juga alasan kita dorong ada arsitektur yang jelas untuk e-health. Kita tahu kendalanya banyak untuk membuat arsitektur, tetapi ini harus dijalankan karena merupakan satu keniscayaan," tambahnya.


Jka ada arsitektur dari e-health, maka akan terlihat ada kejelasan hubungan antar komponen di stakeholder, teknologi, people, dan process. Banyak inisiatif terkait pembangunan e-health, baik yang personal, mobile, hingga berbasis web tengah dikembangkan pelaku usaha. Namun persoalannya, referensi dan interoperabilitas tetap akan jadi isu utama agar inisisasi-inisiasi bisa berjalan lebih efisien, efektif, dan murah.


Lebih lanjut, perlu dibuatnya suatu focus group dari stake holder kesehatan untuk membangun strategi nasional pembangunan e-health secara terkoordinatif. Forum ini nanti akan mengusulkan suatu strategi, peta jalan e-health nasional sehing ga menjadi lebih mudah untuk diikuti stakeholder dan ada kejelasan arah pembangunan.
 
"Bisnis model, cloud computing untuk kesehatan juga menjadi pointer penting dalam menuju ke sistem layanan berorientasi pasien. Tidak ketinggalan pembangunan kesehatan berbasis teknologi harus diperhatikan untuk membantu di daerah masyarakat kurang mampu," tutupnya.
(ftr)

»

0 comments:

Post a Comment