Sunday, May 11, 2014

Persaingan Ketat, Industri Kesehatan & RS Putar Otak

Persaingan Ketat, Industri Kesehatan & RS Putar OtakMASYARAKAT Ekonomi ASEAN (MEA) akan mulai berjalan pada 2015. Di bidang kesehatan, industri kesehatan dan sejumlah tenaga medis pun sudah mengambil ancang- ancang.

Direktur RS Bhakti Yudha Depok dan Ketua Asosiasi RS Swasta Indonesia (ARSI) Kota Depok periode 2014-2017, drg Sjahrul Amri, MHA mengatakan, untuk menghadapi MEA, maka bagi pelaku industri kesehatan harus mempunyai strategi baru. Contohnya, untuk pengadaan obat di mana bahan bakunya adalah impor, pasti tak akan terlepas dari pajak yang berlipat.

"Kena tax, diproduksi di pabrik bahan bakunya impor. Didistribusikan ke distribustor. Kena pajak di tiap tahapan. Mulai dari mulai bahan baku, distributor, RS, pasien, multitax," ungkapnya kepada Okezone di RS Bhakti Yudha, baru- baru ini.

Pasar bebas membuat seluruh pelaku industri kesehatan ikut bersaing. Siap tidak siap, RS pun harus siap menghadapi isu MEA.

"RS harus terus menjaga kendali mutu dan kendali biaya. Harus menekan biaya yang tak ada benefit-nya. Karena persaingan makin ketat, RS harus punya keunggulan, produk, harga, dan karakteristik," tegas Amri.

Industri kesehatan mencakup banyak hal. Strategi regulasi yang disiapkan pun dapat bersifat lokal, regional, nasional, dan internasional sejalan dengan pasar bebas.

"Obat, artinya pengusaha obat harus punya strategi baru hadapi itu, listrik bagi industri saja sudah naik, UMR minta naik, buruh tuntut 30 persen gaji. Dan ini juga jadi dilematis bagi program Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS)," tutupnya.
(tty)

»

0 comments:

Post a Comment