Tuesday, April 22, 2014

Kasus MERS Cov di Malaysia Belum Tentu dari Unta

Kasus MERS Cov di Malaysia Belum Tentu dari UntaSEORANG warga Malaysia beberapa hari lalu meninggal dunia setelah positif terinfeksi Middle East Respiratory Syndrome Corona Virus (MERS Cov). Warga Malaysia tersebut dilaporkan sempat berkunjung ke peternakan unta, namun apakah MERS Cov ditularkan dari hewan khas Timur Tengah tersebut?  
Direktur Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL) Kementerian Kesehatan RI, Prof. dr. Tjandra Yoga Aditama SpP(K), MARS, DTM&H, DTCE mengatakan, bila meninggalnya seorang warga Malaysia setelah terinfeksi MERS Cov merupakan kasus pertama yang terjadi di Asia Tenggara. Kemudian, Prof. Tjandra menjelaskan bahwa kasus ini berawal dari seorang warga Malaysia yang pergi ke Arab Saudi selama beberapa hari dan sempat mengujungi peternakan unta.
 
?Namun hingga saat ini, belum diketahui tertularnya karena apa. Memang dia pergi ke peternakan unta dan meminum susu unta di sana, tetapi belum tentu juga tertularnya dari unta itu,? ucap Prof. Tjandra di Gedung Kementerian Kesehatan RI, Kuningan, Jakarta Selatan, Selasa, 22 April 2014.
 
Pria ramah ini menambahkan bahwa di sisi lain data dari beberapa negara Arab memang MERS Cov ditemukan pada beberapa unta, walaupun tidak ada hubungan secara langsung. Misalnya, Prof. Tjandra mencontohkan ada unta yang positif terinfeksi MERS Cov, tetapi tidak ada orang di sekitarnya yang tertular virus ini.
 
?Jadi, kita belum tahu pasti apakah unta tersebut menjadi sumber penularan. Pada kasus seperti ini biasanya juga disertai penyakit penyakit penyerta dan kebetulan yang di Malaysia ini ada penyakit gula. Hampir semua mereka yang terkena MERS Cov adalah orang-orang yang mempunyai penyakit lain,? tandas Prof. Tjandra.
 
Sementara itu, MERS Cov dilaporkan pertama kali pada 2012 di Arab Saudi. Sebagian besar orang yang terinfeksi MERS Cov berkembang menjadi penyakit saluran pernapasan berat dengan gejala-gejala demam, batuk, dan napas pendek, serta sekitar separuh dari jumlah penderita meninggal dunia.
 
Hingga kini belum ada vaksin yang spesifik dapat mencegah infeksi MERS Cov. Selain itu, belum ditemukan juga metode pengobatan yang secara spesifik dapat menyembuhkan penyakit yang disebabkan oleh MERS Cov dan perawatan medis hanya bersifat supportive untuk meringankan gejala.
(tty)

»

0 comments:

Post a Comment