Saturday, June 29, 2013

Awas, Tepung Terigu Picu Obesitas

Awas, Tepung Terigu Picu Obesitas KETERGANTUNGAN terhadap terigu ternyata tidak baik bagi kesehatan. Karena itu, konsumsi terigu sebaiknya mulai dikurangi sejak dini.

Wali Kota Depok yang juga Doktor Teknologi Pangan Lulusan A&M Texas University, Nur Mahmudi Ismail mengatakan dari sisi kesehatan, lanjutnya, terigu merupakan komponen karbohidrat yang mudah diubah menjadi gula. Jika dikonsumsi berlebih dan secara rutin, akan memicu obesitas atau kegemukan.

"Tepung terigu Glikemik Indeksnya terlalu tinggi, mudah diubah ke dalam gula darah, karena itu harus dikurangi, memiliki dampak diabetes lebih cepat," paparnya di Balaikota Depok, Sabtu (29/06/2013).

Apalagi, kata dia, tepung terigu berbahan baku dari impor. Ia mengajak seluruh masyarakat untuk mencintai produk lokal dan mengganti terigu dengan tepung tapioka atau tepung modified cassava (mocav).

"Karena untuk membuat terigu semua bahannya dari impor, kita harus ciptakan produk baru non terigu, kurangi konsumsi terigu mulai sekarang," tegasnya.

Karena itu Pemerintah Kota Depok bersama para kelompok Usaha Kecil Menengah (UKM) dari Kabupaten Gunung Kidul, Yogyakarta, bekerjasama untuk menciptakan produk baru di bidang kuliner. Hal itu seiring program yang digencarkan Wali Kota Depok Nur Mahmudi Ismail yakni Sehari Tanpa Nasi (One Day No Rice) yang dilaksanakan setiap hari Selasa.

Nur Mahmudi mengatakan sejumlah kelompok UKM Gunung Kidul telah mendapat bimbingan dari banyak teknologi pertanian di Yogyakarta yakni membuat menu mie alternatif untuk menghindari ketergantungan kepada terigu.

Rumusan awal yang mereka tawarkan, kata dia, yakni 60 persen terigu dan 40 persen tepung singkong atau tepung mocav. Produk mie, lanjutnya tak harus tergantung pada terigu.

"Kami menyarankan agar komposisinya direkayasa lagi, akhirnya menemukan angka 50 persen pakai tepung mocav, lalu 50 persen tepung tapioka, karena sifat - sifat kimia mocav dilahirkan dengan tapioka masih bisa diterima,"katanya.

Komposisi tersebut, kata dia, akan menghasilkan tekstur yang baik dan elastisitas yang lentur menyerupai mie dan baik bagi kesehatan. Produk tersebut diyakininya akan segera dijual pertama kalinya di Kantin Balaikota Depok dengan pangsa pasar utama para PNS Depok.

"Diharapkan Depok akan segera secepatnya uji coba di kantin, katering, pengusaha mie, akan kita perkenalkan. Kita pasarkan lebih konsisten. Sebentar lagi," tutupnya. (ind)

»

0 comments:

Post a Comment