Friday, June 28, 2013

Agar Penyakit Ginjal Kronis Tak Memburuk

Agar Penyakit Ginjal Kronis Tak MemburukMENGETAHUI panduan pencegahan progresitas penyakit ginjal kronis (PGK) sangat penting. Dengan mengetahui panduan yang tepat, Anda pun bisa mengambil penanganan untuk menghindari penderita PGK mengalami risiko lebih buruk.

Menurut Prof. Rully MA. Roesli, MD, PhD, FINASIM seorang ahli penyakit dalam RS. Cipto Mangunkusumo, pengobatan secara tepat dan konsisten bisa mencegah progresitas PGK pada penderita dan kemungkinan hidup bisa lebih panjang. Kendati demikian, untuk mendapatkan panduan pencegahan yang maksimal harus sesuai dengan tingkat kerusakan ginjal. Sebab beda tingkat kerusakan akan beda penanganan untuk pengobatan atau terapi.

Ia menambahkan bahwa pencegahan progresitas ini ada tiga tahap yakni pencegahan PGK satu dan PGK dua dan Kurator tiga. Pada pencegahan progresitas PGK satu bisa dilakukan dengan dialisis menurut saran dua dokter atau melakukan gaya hidup sehat. Namun umumnya bila seseorang harus menjalani pengobatan dialisis mereka harus melakukannya sebanyak dua kali dalam seminggu. Sementara, sambung Prof. Rully, bila Anda pengidap diabetes dan hipertensi harus mulai berhati-hati dan mulai mengubah ke lebih gaya hidup sehat. Sebab PGK adalah efek buruk perkembangan dari diabetes dan hipertensi.

"Etiologi ( penyebab) PGK yang menjalani dialisis, hal itu disebabkan oleh penyakit diabetes dan hipertensi yang sudah memburuk. PARFENI pada sendiri sudah menemukan pada tahun 2012  bahwa penyakit hipertensi berkontribusi sebesar 35 persen dan diabetes sebanyak  26 persen dalam membuat seseorang menjalani dialisisis,"tambhanya dalam acara yang bertema Pelayanan Kesehatan yang Efektif dan Efisien pada Kasus Gagal Ginjal di Hotel Manhattan lantai 5, Kuningan- Jakarta Pusat, baru-baru ini.

Ditambahkannya, bila PGK Anda sudah masuk tingkat satu, dua, tiga dan empat Anda harus melakukan penanganan pencegahan progresitas PGK tahap dua. Di mana pada tahap kedua ini penderita PGK harus bisa mengontrol tekanan darah dan glukosa dibarengi dengan kontrol gaya hidup pengelolaan makan dengan diet.

"Pada dasarnya mengontrol tekanan darah dan glukosa bertujuan agar tak memperburuk efek penyakit ginjal, dan memicu penyakit lain. Sedangkan pengelolaan asupan makanan dengan mengedepan diet DM (Diabetes Militus) dan diet rendah protein dimana bertujuan untuk meringankan kerja ginjal. Penderita ginjal gangguan kronis sangat disarankan untuk menjalani diet rendah protein dan ketoanalog, dimana ginjal nantinya dapat membuang zat racun dari metabolit protein. Ketoanalog yang merupakan asam amino menghasilkan nitrogen dalam bentuk urea, yang harus dikeluarkan oleh ginjal. Ketoanalog sendiri merupakan asam amino bebas nitrogen yang asam ini merupakan bahan baku protein yang nantinya diserap dalam tubuh. Kemudian, nanti apabila asam amino 'dibakar' oleh tubuh dan menghasilkan nitrogen dalam bentuk urea, yang harus dikeluarkan oleh ginjal. Pada tahap ini, proses ini masih membebani kerja ginjal. Namun dengan adanya asam pada ketoanalog ini dapat mengikat nitrogen yang dibentuk dari pemecahan asam amino, sehingga terjadi proses daur ulang nitrogen sekali lagi dalam tubuh. Sehingga akhirnya mengurangi produksi urea. Nah, pada saat inilah manfaat diet rendah protein dan ketoanalog ini kelihatan manfaatnya yakni  mengurangi kerja ginjal," terang Prof. Rully.

Setelah pengelolaan diet makan teratur, sambung Prof. Rully, bagi Anda yang sudah jadi penderita PGK tingkat dua, tiga dan empat disarankan untuk melakukan terapi entah terapi eritropoitin (peningkatan tekanan darah), asam folat, atau parathyroid hormone ( hormon penting untuk mengendalikan keseimbangan kalsium darah) secara konsisten dan tepat waktu. Sebab perpaduan pengelolaan asupan makanan dan terapi bisa lebih mempertahankan kesehatannya. Namun, tetap harus mengacu pada hasil konsultasi atau anjuran dari dokter.

Sementara itu bila PGK sudah bisa masuk tingkat lima dengan penanganan kurator (pengobatan) tiga, cara terbaik untuk menjaga mempertahankan kesehatan sendiri ialah dengan cara dialisis (pencucian darah), transplantasi ginjal, atau Continous Abulatory Peritoneal Dialysis (pengendalian darah agar lebih stabil, tekanan darah lebih terkontrol) secara teratur. (ind)

»

0 comments:

Post a Comment