Monday, May 27, 2013

Kenali Sebab-Sebab Keputihan pada Anak

Kenali Sebab-Sebab Keputihan pada AnakBELUM haid namun buah hati mengalami keputihan? Jangan dulu panik menghadapinya. Ulasan berikut membantu.

Keputihan ternyata bisa terjadi pada anak-anak, bahkan yang belum masuk usia remaja sekalipun. DR.dr Rini Sekartini, SpA(K) dari UKK Tumbuh Kembang Anak IDAI (Ikatan Dokter Anak Indonesia) memaparkan sebab-sebab terjadinya keputihan pada anak, seperti dikutip dari Tabloid Mom & Kiddie.

Faktor Penyebab

-Faktor Dalam: belum berkembangnya alat kelamin si kecil, utamanya bibir luar kemaluan, sehingga memudahkan peradangan. Lemaknya pada kemaluan masih tipis sehingga menyebabkan lubang kencing maupun lubang kemaluan (vestibulum) belum terlindungi maksimal.

Kemaluan si kecil juga belum ditumbuhi rambut, dimana rambut berfungsi sebagai pelindung. Letak lubang kemaluan pada bayi dan anak juga masih sangat dekat dengan anus, sehingga mudah terkontaminasi oleh bakteri dari anus maupun iritasi akibat feses (kotoran). Hal lainnya adalah pH atau keasaman vagina cenderung netral dan basa (alkalis). Ini memudahkan bakteri berkembang biak.

Sedangkan pada bayi, dua bulan pertama kadar hormon estrogen yang terbawa dari ibu masih tinggi. Keadaan ini memengaruhi jumlah cairan vagina. Sementara pada anak pra pubertas, peningkatan kadar hormon estrogen terjadi lagi sehingga memengaruhi peningkatan produksi cairan yang melapisi dinding vagina.

-Faktor Luar: infeksi dari bakteri, parasit atau jamur. Pada bayi dan anak, biasanya karena faktor kurang bersih, misalnya cara cebok yang salah - dari belakang ke depan - sehingga memudahkan kotoran dari anus masuk ke vagina.

Perhatikan Kebersihan!

Umumnya penyebab keputihan pada anak-anak karena kurangnya menjaga kebersihan. Hampir 70 persen kasus yang terjadi pada anak-anak karena masalah hygiene. Ditambah lagi daerah sekitar kemaluan lembap. Biasanya, setelah buang air kecil, daerah kemaluan anak tidak dikeringkan secara saksama sehingga celana dalamnya basah dan menimbulkan kelembapan di sekitarnya. Ditambah sisa air seni yang dapat menyebabkan iritasi dan gatal, sehingga bisa menimbulkan keputihan.

Sebaiknya pada anak usia 5 sampai 10 tahun, lakukan pengecekan kebersihan alat kelamin dan anggota badannya paling tidak seminggu dua kali. Pada usia ini, anak paling rentan mengalami keputihan karena ia sudah tidak mau diceboki, sementara keterampilan merawat organ intimnya belum dikuasai benar.

Kesalahan yang banyak dilakukan orangtua yang menimbulkan keputihan adalah menaburkan bedak terlalu banyak pada daerah kelamin bayi dan anak usai mandi atau saat mengganti popok. padahal, serbuk bedak merupakan benda asing yang dapat menimbulkan keputihan.

Tidak Perlu Memakai Pantyliner

Untuk orang dewasa, ketika mengalami keputihan bisa menggunaan pantyliner. Namun, jika si kecil yang mengalami keputihan tidak perlu menggunakannya. Yang harus diperhatikan adalah mencegah terjadinya keputihan dengan menjaga kebersihan alat kelamin atau genital anak. (ind) (tty)

»

0 comments:

Post a Comment